Kamis, 12 Mei 2016

LAPORAN PRAKTIKUM KARTOGRAFI 2 INTERPRETASI PETA TEMATIK



LAPORAN PRAKTIKUM KARTOGRAFI DASAR
( KGE 123 )
PERTEMUAN II
INTERPRETASI PETA TEMATIK


Adi Pranoto
1113034002




UNIVERSITAS LAMPUNG
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
2012


1.      Judul
Interpretasi peta tematik.
2.      Tujuan
1.      Sebagai pemenuhan hasil laporan praktikum mata kuliah kartografi dasar.
2.      Agar dapat mengetahui pengertian tentang pengertian peta tematik.
3.      Agar dapat mengetahui tentang peta penggunaan lahan,pola aliran sungai dan jalan.
4.      Setelah melakukan praktikum ini, di harapkan mahasiswa mampu  memiliki pengetahuan dasar dalam memahami interpretasipeta tematik.
5.      Agar  dapat membedakan secara detail antara peta penggunaan lahan, pola aliran sungai danpeta jalan.
3.      Alat dan Bahan
Alat-alat dan bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan laporan praktikum ke II kartografi tentang interpretasi peta adalah sebaga berikut:
1.      Pensil
2.      Penggaris
3.      Pena
4.      Pena OHV
5.      Penghapus
6.      Kertas
7.      Kertas OHV
8.      Peta Tematik
9.      Komputer
10.  Internet



4.      Landasan Teori
Definisi Interpretasi Peta
http://marduta.com/wp-content/uploads/2012/01/images.jpegInterpretasi peta adalah kegiatan membaca peta atau menafsirkan atau memahami simbol-simbol yang ada pada peta. Penafsiran tersebut dapat dilakukan pada peta umum dan peta khusus. Peta umum menggambarkan berbagai kenampakan umum permukaan bumi. Pada peta ini hal-hal yang ditafsirkan lebih bersifat fisik. Peta khusus menggambarkan kenampakan yang bersifat khusus. Misalnya peta iklim, transportasi, tambang, dan sebagainya
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgkOElNMf8nX_NOIxdwGi2FD3PqXrE77hiCChD_2ZVgDDASUJt3HUgWxOnpNJAGSmqr6JKD7rBpUOe0NxAcuGptIWhyphenhyphenc_Kqkod15NM2IUwwRnnmK359Xd4bB7WPDy-SNzKRM2DTWD1MALw/s320/hal4.jpg

Pada masa sekarang, peta sebagai sarana informasi sudah merupakan suatu kebutuhan. Tidak hanya orang-orang yang bekerja pada bidang tertentu saja yang harus mengerti peta, namun juga masyarakat awam.
Membaca peta berarti mempelajari penampakan geografis yang ditunjukkan oleh berbagai simbol dalam peta. Oleh karena itu jika seseorang ingin memahami dan membaca sebuah peta, terlebih dahulu ia harus mengenal berbagai unsur dalam peta terutama simbol-simbol. Seorang pembaca peta harus menganalisis simbol-simbol dalam peta, kemudian memberikan interpretasi atau penafsiran tentang penampakan geografis yang ada. Dengan demikian yang dimaksud dengan interpretasi peta adalah kegiatan membaca peta dengan memberikan penafsiran atau memaknai isi peta atas dasar simbol simbol yang ada.

Definisi Peta:

 PENGERTIAN PETA
Ketika kamu menggambar “peta desa” menurut imajinasimu, gambar peta desa itu tentu kamu bayangkan lebih dahulu di dalam otak. Bayangan “peta desa” beserta letak rumah, balai desa, jalan-jalan, lapangan sepak bola dan lain-lain yang masih di dalam otak disebut peta mental. Obyek yang terbayang pada peta mental hanya yang pentingpenting saja sesuai dengan kebutuhan.
Peta mental akan mudah dijelaskan kepada orang lain bila diwujudkan dalam bentuk gambar nyata, yang berupa sketsa. Namun sketsa bukanlah peta. Apabila obyek yang digambar dalam sketsa diletakkan pada posisi keruangan seperti kenampakan aslinya dengan menggunakan skala, barulah disebut peta Peta merupakan gambaran kenampakan muka bumi pada bidang datar dengan menggunakan skala. Gambar peta merupakan gambaran kenampakan muka bumi yang diperkecil dari kenyataan sebenarnya dan digambarkan dalam bentuk simbol.
Jenis dan Bentuk Peta
a.       Jenis Peta Bila kita amati peta-peta yang di jual di toko buku, ternyata terdapat bermacam-macam peta. Ada peta yang isinya menggambarkan berbagai macam kenampakan muka bumi, seperti relief, jalan raya, sungai, waduk, persawahan, perkebunan, permukiman, pelabuhan, dan lain-lain. Peta semacam ini disebut peta umum.
b.      Termasuk dalam kelompok peta umum adalah peta ihtisar (peta dunia, peta indonesia peta kalimantan dan sebagainya) dan peta topografi . Berdasarkan skalanya, peta dibedakan: 1) Skala besar = > 1 : 25.000 2) Skala menengah = 1 : 25.000 s/d 1 : 250.000 3) Skala kecil = 1 : 250.000 s/d 1 : 1.000.000 4) Skala kadaster = < 1 : 1.000.000 Di samping itu ada peta yang sengaja disusun untuk keperluan transportasi darat, laut dan udara yang sangat berguna bagi pilot, sopir, nahkoda, atau navigator. Peta semacam ini disebut chart. Yang termasuk jenis chart adalah peta jalan, peta pelayaran, dan peta penerbangan. Di samping itu ada peta yang sengaja disusun untuk keperluan transportasi darat, laut dan udara yang sangat berguna bagi pilot, sopir, nahkoda, atau navigator. Peta semacam ini disebut chart. Yang termasuk jenis chart adalah peta jalan, peta pelayaran, dan peta penerbangan. Kecuali itu ada peta yang hanya menggambarkan suatu obyek atau satu jenis kenampakan di muka bumi. Peta semacam ini disebut peta tematik. Contoh peta tematik:
(1) peta persebaran penduduk
(2) peta arus laut dan
(3) peta angin muson di Indonesia.

c.    Bentuk Peta Peta yang kita pelajari di atas adalah peta dua dimensi. Peta dua dimensi berupa peta datar, seperti peta yang biasa kamu lihat pada atlas dan peta dinding. Peta dua dimensi dapat juga dibuat di atas papan atau kain atau kaca. Di samping itu ada pula peta yang dibuat dalam bentuk tiga dimensi, yaitu gunung dibuat menonjol ke atas, dataran rendah dibuat rata, danau atau rawa dibuat cekung dan lebih rendah dari daerah sekitarnya. Peta semacam ini disebut peta timbul atau peta relief. Peta timbul biasanya dibuat dari plastik, atau dibuat sendiri dengan menggunakan bubur kertas atau serbuk gergaji. Peta relief sangat penting bagi Saudaramu yang tuna netra.
d.   Peta dapat didefinisikan sebagai : “media penyajian informasi dari unsur-unsur alam dan buatan manusia pada permukaan bumi yang dibuat secara kartografis (informasi yang berreferensi geografis) pada bidang datar menurut proyeksi tertentu dan skala tertentu”.  Peta yang baik, adalah peta yang mempunyai nilai informatif, komunikatif, artistik dan estetik.  Sedang pengetahuan khusus yang mempelajari peta disebut kartografi.
Penyajian informasi: Informasi tentang permukaan bumi begitu banyak (misalnya; vegetasi, sungai, jalan, pemukiman, topografi/bentuk lapangan), sehingga tidak mungkin disajikan seluruhnya sesuai bentuk dan ukuran aslinya dalam selembar peta yang mempunyai keterbatasan ruang dan ukuran.  Oleh karenanya, informasi tersebut digambarkan dalam bentuk simbol-simbol (sehingga peta sering disebut bahasa simbol).
Proyeksi peta: Karena permukaan bumi merupakan bidang lengkung (speroid), maka untuk dapat menggambarkan atau memindahkan lintang/bujur pada lengkungan muka bumi ke dalam bentuk bidang datar digunakan cara proyeksi tertentu.  Proyeksi tertentu adalah sesuai dengan suatu aturan dalam menggambarkan posisi di permukaan bumi ke bidang datar dengan menggunakan rumus-rumus matematika.  Bentuk bumi yang di proyeksikan ke bidang datar,Skala peta: Karena peta merupakan wujud abstrak permukaan bumi pada bidang datar dalam ukuran yang lebih kecil, maka dalam penyajiannya digunakan perbandingan tertentu yang disebut skala. Jadi, skala peta adalah perbandingan jarak antara dua titik di peta dan jarak antara dua titik yang sama di lapangan. Contoh: Pada peta berskala 1:50.000, jarak 1 cm di peta sama dengan jarak 500 m dilapangan. Dalam kaitannya dengan informasi yang disajikan pada peta, maka skala peta menggambarkan juga tingkat ketelitian dan detail suatu informasi.  Penulisan skala yang sering dan lazim dalam perpetaan, disamping ditulis pecahan (numerical scale) adalah ditulis/dinyatakan dengan grafik (graphical scale).

JENIS-JENIS PETA
Berdasarkan data dan informasi yang ditonjolkan ada 2 (dua) macam atau 2 (dua) kategori / jenis peta, yaitu : Peta Dasar dan Peta Tematik
Peta dasar:\Pada dasarnya, peta dasar adalah peta yang menunjukkan obyek-obyek dipermukaan bumi pada posisi yang sebenarnya, yang digunakan sebagai dasar bagi kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan data dan informasi yang berreferensi geografis (misalnya untuk pembuatan peta-peta tematik). Peta dasar bisa dibuat berdasarkan atas pengukuran langsung di lapangan, pengukuran fotogrametris dan penafsiran potret udara, atau dengan analisa citra penginderaan jauh lain seperti citra satelit atau radar.  Peta dasar dipakai untuk dasar pembuatan peta-peta tematik.
Unsur-unsur yang disajikan pada peta dasar adalah : unsur hypsografi/relief (garis kontour, titik tinggi, gunung, lembah dll.); unsur hydrologi (sungai, danau, laut); unsur vegetasi (hutan, belukar, kebun sawah); unsur buatan (jalan, pemukiman, pelabuhan).
Di Indonesia dikenal antara lain peta topografi atau biasa disingkat peta TOP (dibuat oleh Jawatan Topografi AD/Dinas Topografi AD, tahun 1970-an) dan peta Rupa Bumi Indonesia atau biasa disingkat peta RBI  (dibuat oleh BAKOSURTANAL pada 1982).  Informasi pada Peta topografi dititikberatkan pada unsur-unsur alam asli (sungai, kota/desa, garis kontour, titik tinggi).  Sedangkan pada Peta Rupa Bumi Indonesia, disamping informasi yang ada pada peta topografi, juga dicantumkan informasi tentang penutupan lahan (antara lain sawah, perkebunan, hutan).   Selain itu terdapat peta yang biasa digunakan sebagai peta dasar, yaitu peta Joint Operation Graphic atau biasa disingkat peta JOG adalah jenis peta topografi yang dibuat oleh Inggris dan hanya satu skala, yaitu 1 : 250.000.

Peta tematik:
Peta tematik adalah peta yang menyajikan informasi tentang suatu tema atau maksud tertentu, dalam kaitannya dengan unsur topografi yang spesifik sesuai tema peta.  Detail topografi pada peta tematik diambil dari peta dasar.  Tema peta dapat diketahui dari judul petanya, sehingga dengan membaca judul peta dapat diketahui tema atau informasi pokok apa yang tersaji dalam peta tersebut.
Suatu peta dapat terdiri dari satu tema (peta analisis), misalnya peta tanah, peta geologi, peta kelas lereng; atau dapat terdiri dari dua tema atau lebih yang mempunyai kaitan atau relevansi (peta multi-tema), misalnya peta areal HPH yang berisi informasi tentang batas areal HPH, nama HPH serta batas-batas fungsi hutan.  Peta sintesis adalah peta hasil perpaduan beberapa peta tematik, yang setelah diadakan skoring berubah menjadi peta dengan tema baru, misalnya peta TGHK yang merupakan perpaduan dari peta tanah, peta kelas lereng dan peta curah hujan.
Selanjutnya, berdasarkan skalanya, lazim dipahami umum  ada 5 (lima) macam, yaitu :Peta Kadaster, skala 1 : 100 s/d 1 : 5.000 biasa dipakai menggambar peta-peta tanah dan peta dalam sertifikat tanah;
  1. Peta Skala Besar, skala 1 : 5.000 s/d  1 : 250.000 biasa untuk menggambar wilayah yang relatif sempit  seperti kelurahan, kecamatan dan seterusnya;
  2. Peta Skala Sedang, skala 1 : 250.000 s/d  1 : 500.000 biasa untuk menggambar wilayah yang agak luas seperti wilayah propinsi dan seterusnya;
  3. Peta Skala Kecil,  skala 1 : 500.000 s/d  1 : 1.000.000 biasa untuk menggambar wilayah yang cukup luas seperti wilayah negara dan seterusnya;
  4. Peta Skala Lebih Kecil, skala lebih kecil dari 1 : 1.000.000 biasa untuk menggambar kelompok negara atau benua dan dunia.
Di Indonesia peta dasar dibuat dan ditetapkan oleh Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL).  Sedang peta-peta tematik dibuat berdasarkan peta dasar oleh instansi yang berkepentingan (Departemen Kehutanan, Departemen Pertambangan dan Energi, Badan Pertanahan Nasional, Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah, dll) untuk tema-tema sesuai pekerjaan /kegiatannya.

UNSUR-UNSUR PETA 
1. Judul Peta
Setiap peta harus mencantumkan judul peta. Pada peta umum judul ini menunjukkan wilayah yang tergambar pada peta, misalnya: Pulau Kalimantan, Propinsi Sumatera Selatan, Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas VII 92 Propinsi Jawa Timur, dan sebagainya. Sedangkan untuk peta tematik, judul selain menyebutkan wilayah yang digambar juga mencantumkan tema yang digambarkan. Contoh: Peta Kepadatan Penduduk Sumatera Utara, Peta Hasil Tambang Kalimantan Timur dan Peta Hutan di Kalimantan Barat.
 2. Skala Peta
Skala adalah perbandingan antara jarak dua buah titik (tempat) di peta dengan jarak sesungguhnya di lapangan. Skala merupakan bagian yang sangat penting dalam peta, oleh karena itu skala harus tercantum pada peta. Hanya dengan bantuan skala orang dapat memperoleh ukuran jarak, dan luas wilayah dari peta yang bersangkutan. Skala dapat berujud skala angka maupun skala grafis.
a. Skala Angka (numeric) Seperti telah diungkapkan di muka bahwa peta merupakan gambaran obyek atau kenampakan muka bumi yang diperkecil dari kenyataan sebenarnya dengan menggunakan skala. Apabila Pulau Sumatera digambar sesuai dengan kenyataan aslinya maka dibutuhkan kertas seluas Pulau Sumatera. Bila seluruh kenampakan muka bumi digambar sama besar dengan kenyataan sebenarnya maka akan dibutuhkan kertas yang luasnya sama dengan luas muka bumi. Soal Latihan Di Kantor Kelurahan terdapat Peta Kelurahan dengan skala 1 :100.000. Jarak kantor kelurahan dan Puskesmas 5 cm. Berapa kilometer (km) jarak sesungguhnya kedua kantor tersebut? Cara Penyelesaian: - Mula-mula ubah dulu angka skala menjadi perbandingan matematik. Skala 1 : 100.000 1 cm : 100.000 cm - berati jarak di peta 1 cm = 100.000 cm pada jarak sebenarnya sehingga jarak di peta 1 cm = 1 km pada jarak sebenarnya Jadi jarak kantor kelurahan dan Puskesmas adalah 5 km. b. Skala garis (grafis) Skala garis merupakan skala yang menggunakan ruas garis sebagai pembanding jarak.
http://www.crayonpedia.org/wiki/images/d/d8/Asdfg.jpg
Dari contoh tersebut artinya jarak satu ruas pada peta sebanding dengan 1 km di lapangan. Bagaimana cara menggunakan skala grafi k? Penggunaan skala grafi k justru lebih mudah dari pada skala angka. Contoh: sebuah peta tertera skala grafi k 1 cm = 1 km. Berarti jarak 1 cm di peta itu sama dengan 1 km pada jarak sebenarnya. Bila Kota P dan Kota Q di peta itu berjarak 6 cm, maka jarak kedua kota itu adalah 6 km.
3. Orientasi Peta
Orientasi peta adalah petunjuk arah pada peta. Orientasi umumnya digambar dengan anak panah tegak ke atas dan pada ujungnya dibubuhi huruf U. Maksudnya sisi atau bagian atas peta adalah arah utara. Dengan demikian sisi kanan peta adalah timur, sisi kiri peta adalah barat dan sisi bawah peta adalah selatan. Sisi atas peta adalah utara.
http://www.crayonpedia.org/wiki/images/9/9a/Arah.jpg
4. Legenda
Legenda adalah keterangan peta. Legenda berbeda dengan simbol peta. Perbedaannya adalah: simbol letaknya di dalam muka peta, dan gunanya untuk menggambarkan unsur atau obyek muka bumi. Sedangkan legenda, letaknya di luar muka peta dan gunanya memberi keterangan tentang arti simbol. Oleh karena itu setiap peta perlu dilengkapi dengan legenda, karena merupakan kunci untuk memahami simbol yang tergambar di dalam muka peta. Istilah lain dari legenda adalah keterangan atau petunjuk.
http://www.crayonpedia.org/wiki/images/2/24/Contoh_legenda.jpg
5. Grid peta
(garis lintang dan garis bujur) Pada peta perlu dicantumkan besaran derajat garis lintang dan garis bujur (grid peta). Hal ini untuk mengetahui letak suatu tempat atau kedudukan geografisnya di permukaan bumi. Contoh : Kota Merauke terletak pada 8° LS dan 140 ° BT. Artinya Kota Merauke terletak pada 8° Lintang Selatan dan 140 ° Bujur Timur.
http://www.crayonpedia.org/wiki/images/5/50/Globe.jpg
Grid pada peta diambil dari grid yang ada pada globe. Grid tersebut berupa garis lintang dan garis bujur. Garis vertikal adalah garis bujur atau garis meredian sedang garis horisontal adalah garis lintang.




Objek Geografik Alami
Peta merupakan media untuk menyimpan dan menyajikan informasi tentang permukaan bumi dengan penyajian pada skala tertentu. Gambar unsur permukaan bumi pada peta tidak selalu dapat disajikan sesuai ukurannya karena terlalu kecil untuk digambarkan. Bila unsur itu dianggap penting untuk disajikan, maka penyajiannya menggunakan simbol-simbol gambar tertentu. Simbol-simbol yang ada pada peta digunakan untuk membedakan berbagai obyek, salah satunya objek geografi alami. Yang termasuk kedalam objek geografi alami antara lain kenampakan-kenampakan di permukaan bumi seperti:
  1. Dataran rendah https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEigNPf3vU3LB38Je6xV7gzGIXSltrO-fgF_yG4b_n39UZS_LMfRHCsmItRrfZXChqWfsORkReEC7MYXv5K8E54cD-x5s1Fetx9RykGisDJpe2jE-R7WPxRj0O0oIbwiJnRIeGKwAvJflh4/s200/ikon_dataranrendah.jpg
Dataran rendah adalah tanah yang keadaannya relatif datar dan luas sampai ketinggian sekitar 200 m dari permukaan laut. Dataran ini biasanya ditemukan di sekitar pantai, tetapi ada juga yang terletak di pedalaman. Pada peta dilambangkan dengan simbol warna hijau. Dataran ini biasanya tanahnya subur, sehingga penduduknya lebih padat bila dibandingkan dengan daerah pegunungan. Di Indonesia banyak dijumpai dataran rendah, misalnya pantai timur Sumatera, pantai utara Jawa Barat, pantai selatan Kalimantan, Irian Jaya bagian barat, dan lain-lain.
  1. Dataran tinggi https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgJpmq4k54B9yrpeJGVwZu7q693YrP2d3-R8W3aRz7m7U3WeGJU8l7xUJMIw5paCFuWMHP46n5NEVpRc0YjGQVr_TdbK4fsQtGl19Obsg9S47cR3-pgf83oYSk_9sJTwB29gcSOlBfG5Qw/s200/ikon_datarantinggi.jpg
Dataran Tinggi adalah daerah datar yang terletak di antara gunung atau pegunungan, atau daerah yang lebih tinggi dari daerah sekitarnya. Dataran tinggi pada peta umum dilambangkan dengan simbol warna kuning. Dataran tinggi dinamakan juga plato (plateau), misalnya Dataran Tinggi Dekkan, Dataran Tinggi Gayo, Dataran Tinggi Dieng, Dataran Tinggi Malang, atau Dataran Tinggi Alas. Daerah ini sangat cocok untuk kegiatan pertanian sayuran dan buah-buahan.
  1. Pegununganhttps://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjhJpR9KTVm5s_pBhW25EBPcScdfRse9LUHxQkOGj6BOIlLWJ_TUWsGr42cVlA98NlF0quH5curl8nKlFNjPXtxkpmPYrz9RlZ0nlbDFsm974-5QtKxzymjoOQMqntK5woaXSoUWO8ocPs/s200/ikon_pegunungan.jpg
                Pegunungan merupakan suatu jalur memanjang yang berhubungan antara puncak yang satu dengan puncak lainnya, misalnya Pegunungan Yura di Prancis dan Pegunungan Panini di Inggris. Di Indonesia juga banyak ditemukan pegunungan. Beberapa pegunungan di Indonesia seperti Pegunungan Bukit Barisan di Sumatera, Pegunungan Meratus di Kalimantan Selatan dan Pegunungan Jaya Wijaya di Papua. Pegunungan pada peta umum dilambangkan dengan simbol warna coklat.
  2. Gununghttps://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEivwurnklC-Q8G7mOdwqC8S4Hn-DVwba2nSrxEOZKzMkCoRtMlqk56QLwf_ynmhbhCOtBL-52SRnn2aTL4HTy7qZYOff69yKV4EKau525gudr66N-lYy8VtU6fkPU7qYbbrJh96rdRbaqo/s200/ikon_gunungakif.jpghttps://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgubOXn5XzlCQzcbCJDGGM4w9Ef7jPq2MmHJ56O1b77Cohe6R5hUVx5tg5X8jCIUTXveRbpXCHzmTLSb3jmqLM26kkVdcd64-egEnltA-vzj8zZVwjWvyG5OgwQXV3O7WycLPlfYAZvg5E/s200/ikon_gunungnonaktif.jpg
                Gunung adalah bentuk muka bumi yang berbentuk kerucut atau kubah yang berdiri sendiri. Bentuk gunung menjulang tinggi, yang berguna sebagai penahan awan. Akibatnya daerah yang ada di daerah bawah dan sekitar gunung bisa sering terjadi hujan. Adanya hujan ini bisa menjadikan hutan. Hutan dapat berfungsi menyimpan air, akibatnya di sekitar hutan sering ditemukan mata air dan sungai-sungai yang sangat bermanfaat bagi kehidupan mahluk hidup. Gunung ada yang masih aktif dan ada juga gunung yang sudah tidak aktif lagi. Gunung yang masih aktif dinamakan gunung berapi, Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki gunung api yang sangat banyak. Gunung pada peta umum dilambangkan dengan simbol segitiga, warna merah untuk gunung api aktif sedangkan warna hitam gunung tidak aktif.
  3. Sungaihttps://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgqbZ9WdPukvXxfFkuIDtYXqTnO3OyacruNvo2IgEfkqH02R_Q8tZtmCvK7GHE6LNu2q-vBzDb9cLHXLuDjrgib-zzJKVZNNkB7DzoqiLFXV6X0efSoN6ybts99QXF1v-UnZkreyMCPpnc/s200/ikon_sungai.jpg
                Sungai merupakan tempat mengalirnya air dari daerah yang tinggi ke tempat yang lebih rendah yang kemudian mengalir ke laut. Manfaat terbesar sebuah sungai adalah sebagai saluran pembuangan air hujan dan air limbah, serta untuk keperluan rumah tangga, bahkan sebenarnya potensial untuk dijadikan objek wisata sungai. Sungai pada peta umum dilambangkan dengan simbol garis berwarna biru.
  4. Danauhttps://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgBcvT0NmJ0QUe38XuYrnZdgXXObcNj0HRi7Nd0WQ5sjCdBwVs8xSngD0ms2wRhVYD06Zg9qrhUOzDeQWC_95G2TZN8GBJdRVCO43cpSM1g2s95iaqKJsaX8c2mXx9fGsBGQqTeWJa5te8/s200/ikon_danau.jpg
                Danau adalah cekungan besar di permukaan bumi yang digenangi oleh air bisa tawar ataupun asin yang seluruh cekungan tersebut dikelilingi oleh daratan. Sumber iar danau dapat terjadi karena mencairnya gletser, aliran sungai, atau karena adanya mata air. Biasanya danau dapat dipakai sebagai sarana rekreasi, dan olahraga. Pada peta danau digambarkan dengan simbol area atau luasan berwarna biru muda
  5. Lauthttps://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgDD0YkTJqipm8qE3sLOw8FazO8SUrv3Wo3Ziaj8-CAW6bQMxJEYw1Q2C_vqocqnroXEwNW7grC5hORETfbyPdKs_A5XXe1CLe_GPt0k5yLmO5xP_OESIeYLog6Fl7e6o-d9e4eCcjHiiU/s200/ikon_lautdangkal.jpghttps://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgFXS11NzAp1-xtILPIclolSBr1QwnkKuYvlaRIdpOGZ6TEy9VMN12uPjc7AcUDg8WX7sCZ8LSyErZ8UqNBrlRCw3Py3lDcLv3sdyAXIl5hscvqwq0FmTvfXkXp6wWTeTU714hcF-I_XkM/s200/ikon_lautdalam.jpg

                Laut merupakan kumpulan air asin yang luas dan berhubungan dengan samudera. Samudra atau Lautan adalah yang luas dan merupakan massa air asin yang sambung-menyambung meliputi permukaan bumi yang dibatasi oleh benua ataupun kepulauan yang besar. Laut dan samudera memiliki potensi sebagai pengahasil ikan, barang tambang, sarana transportasi dan sebagai batas alam suatu negara atau wilayah. Laut pada pet umum digambarkan dengan simbol bewarna biru, biru muda untuk laut dangkal dan biru tua untu laut dalam.
Objek Geografik Buatan
Kenampakan permukaan bumi sebagai objek pada peta yang digambarkan dengan simbol tidak hanya objek geografi alami tetapi simbol-simbol pada peta juga kenampakan permukaan bumi yang dibuat oleh manusia yang disebut objek geografi buatan. Yang termasuk kedalam objek geografi buatan antara lain kenampakan-kenampakan di permukaan bumi seperti:
  1. Kota dan Ibukota https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj0vb3P_HxhRr_e4MRO89E40KRmMVvHGf7xmGOBHA8Gr_GxEAJ4q2shwaD-Jf9FRFoTuI39EUKfb5ON1kstbFhtlsEChXYtHFaIQ_b4s2FJV-M9qkdO7V0V05601QNiFYdfopL9ty9uz-w/s200/ikon_kotakecil.jpghttps://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhVb4nW1GyuN8ROSpYbK7WIBLONLP31K6WvRjg9lcSa_L4rqrCjP-G8vJgeRFturgW1-UPqZzg4Jd_-Xvd8wjIt111cijJbf3hjFhqBGgKoYtWSwUhBS4O6jxvWOZLXnu8foH_G7VF67TE/s200/ikon_kotabesar.jpghttps://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQyXDXmulzRmYr58ROSGrKDuOHXIanqq8fN07p11c3GHLHpqDCKMbvIBcicn_k2migVnu1x6UGFbxTRHdmDMNy8OyTUcOPzuAZUzBoZzHnIvZa7-BOBTyR6Dz3z-z9wRTZduNfWDFYv-8/s200/ikon_ibukota2.jpg
Kota adalah wilayah administratif yang merupakan kawasan tempat tinggal penduduk dengan bermacam-macam aktivitasnya , baik sosial, ekonomi, maupun pemerintahan  yang didukung oleh adanya sarana yang memadai seperti jaringan jalan, pusat-pusat perdagangan dan berbagai fasilitas sosial lainnya. Kota pada peta umum digambarkan dengan simbol garis titik, dan ibukota pada peta umum digambarkan dengan simbol titik berupa segi empat berwarna merah.
  1. Jalanhttps://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEidohwKnLMYU3qq4sqVjkNIC7vbfhF2NBvU4WovfmLHNI3ukK5GyDgihyMnd0rnlqk2tDg6_mDQmIptYBd8h2x9DScnoC6oaYvZyDfvm6BdJ_t2Pquo8aTpmVAEExI9Jd7QvYA9Cf83mEM/s200/ikon_jalanraya.jpg
                Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang menghubungkan satu kawasan dengan kawasan yang lain. Jalan pada peta umum digambarkan dengan simbol garis berwarna merah
  2. Jalan kereta api https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgN0o_qOGWHKNogGI1xUdLDjbnz7C3ndFCKnTI-3eDk27SgYyEWwmhDkXHjf8jTYD148zb808yd2CojvRU02eHSrrIJRWiszN19TREd4maAHhlDJM2z3UBFH8lMET1w0BGyygJaEWpo5FQ/s200/ikon_jalurkreta.jpg
            Jalan kereta api merupakan landasan kereta api yang terdiri dari rel konvensional, maupun sistem monorel atau maglev. Kereta api merupakan sarana transportasi yang paling murah karena dapat mengangkut pumpang maupun barang dalam jumlah banyak dengan biaya rendah. Jalan kereta api pada peta umum digambarkan dengan simbol garis putus hitam putih kotak-kotak.
  1. Wadukhttps://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgBcvT0NmJ0QUe38XuYrnZdgXXObcNj0HRi7Nd0WQ5sjCdBwVs8xSngD0ms2wRhVYD06Zg9qrhUOzDeQWC_95G2TZN8GBJdRVCO43cpSM1g2s95iaqKJsaX8c2mXx9fGsBGQqTeWJa5te8/s200/ikon_danau.jpg
                Waduk adalah kolam besar tempat menyimpan persediaan air untuk berbagai kebutuhan. Waduk dapat terjadi secara alami maupun dibuat manusia. Waduk buatan dibangun dengan cara membendung aliran sungai. Waduk atau bendungan memiliki banyak kegunaan seperti untuk PLTA. Objek wisata, olah raga air, dan perikanandarat. Waduk pada peta umum digambarkan dengan simbol area berwarna biru keputihan.
  2. Pelabuhan Lauthttps://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEimYL6h1she18TTCxUOep1dzZyM0-SJuEmPD1Y_m6LgZq2KRXYL88r-9zEVoGejhX7v-DjVA5vHKuKpqaIU8ZYKjhbe4ucM4kJIUzIMoldMzwgQ3seUGOtAi-vyV62ZdDBwrwFgDsZIXRs/s200/ikon_pelabuhan.jpg
            Pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan disekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang dan/atau bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi.
  1. Bandar udara https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgAOBXiGVz9jA2W8cWogQv_Tj5aNCVZi7BZ4FC0vAm7OwipcmrWxMxfQ1XqH8jEAgMXqIQ4DkoQV5tbAMlUcrYI8eO-sT_VWyOMfZOWGtzysUdGtgHuPA9so217WOEKfZFVNXvXH2uNzPo/s200/ikon_bandara.jpg
            Bandar udara atau bandara merupakan sebuah fasilitas tempat pesawat terbang dapat lepas landas dan mendarat. Bandara yang paling sederhana minimal memiliki sebuah landasan pacu namun bandara-bandara besar biasanya dilengkapi berbagai fasilitas lain, baik untuk operator layanan penerbangan maupun bagi penggunanya. Bandar Udara pada peta umum digambarkan dengan simbol pesawat terbang berwarna merah.


Pengertian Bentanglahan
Istilah bentanglahan berasal dari kata landscape (Inggris), atau landscap (Belanda) dan landschaft (Jerman), yang secara umum berarti pemandangan. Arti pemandangan mengandung 2 (dua) aspek, yaitu: (a) aspek visual dan (b) aspek estetika pada suatu lingkungan tertentu (Zonneveld, 1979 / Widiyanto dkk, 2006). Ada beberapa penulis yang memberikan pengertian mengenai bentanglahan, antara lain:
1. Bentanglahan merupakan gabungan dari bentuklahan (landform). Bentuklahan merupakan kenampakan tunggal, seperti sebuah bukit atau lembah sungai. Kombinasi dari kenampakan tersebut membentuk suatu bentanglahan, seperti daerah perbukitan yang baik bentuk maupun ukurannya bervariasi / berbeda-beda, dengan aliran air sungai di sela-selanya (Tuttle, 1975).
2. Bentanglahan ialah sebagian ruang permukaan bumi yang terdiri atas sistem-sistem, yang dibentuk oleh interaksi dan interpen-densi antara bentuklahan, batuan, bahan pelapukan batuan, tanah, air, udara, tetumbuhan, hewan, laut tepi pantai, energi dan manusia dengan segala aktivitasnya, yang secara keseluruhan membentuk satu kesatuan (Surastopo, 1982).
3. Bentanglahan merupakan bentangan permukaan bumi dengan seluruh fenomenanya, yang mencakup: bentuklahan, tanah, vegetasi, dan atribut-atribut lain, yang dipengaruhi oleh aktivitas manusia (Vink, 1983).
Berdasarkan pengertian bentanglahan tersebut, maka dapat diketahui bahwa terdapat 8 (delapan) unsur penyusun bentanglahan, yaitu: udara, batuan, tanah, air, bentuklahan, flora, fauna, dan manusia, dengan segala aktivitasnya. Kedelapan unsur bentanglahan tersebut merupakan faktor-faktor penentu terbentuknya bentanglahan, yang terdiri atas: faktor geomorfik (G), litologik (L), edafik (E), klimatik (K), hidrologik (H), oseanik (O), biotik (B), dan faktor antropogenik (A). Dengan demikian, berdasarkan faktor-faktor pembentuknya, bentanglahan (Ls) dapat dirumuskan:
Ls = f (G, L, E, K, H, O, B, A)
Keterangan :
Ls : bentanglahan
G : geomorfik
L : litologik
E : edafik
K : klimatik
H : hidrologik
O : oseanik
B : biotic
A : antropogenik
Dikaitkan dengan konsep pada Bab 1, maka bentanglahan mencakup 2 (dua) aspek kajian penting, yaitu: (a) bentang alami dengan inti kajian bentuklahan, dan (b) bentang budaya dengan inti kajian manusia dengan segala perilakunya terhadap lahan. Bentanglahan sebagai inti kajian bentang alami. Menurut Tuttle (1975), bentanglahan atau landscape merupakan kombinasi atau gabungan dari bentuklahan. Mengacu pada definisi bentanglahan tersebut, maka dapat dimengerti bahwa unit analisis yang yang sesuai adalah unit bentuklahan. Oleh karena itu, untuk menganalisis dan mengklasifikasikan bentanglahan selalu mendasarkan pada kerangka kerja bentuklahan (landform).
Bentuklahan adalah bagian dari permukaan bumi yang memiliki bentuk topografis khas, akibat pengaruh kuat dari proses alam dan struktur geologis pada material batuan, dalam skala ruang dan waktu kronologis tertentu. Berdasarkan pengertian ini, faktor-faktor penentu bentuklahan (Lf) dapat dirumuskan:
Lf: f (T, P, S, M, K)
Dengan keterangan:
T : topografi
P : proses alam
S : struktur geologi
M : material batuan
K : ruang dan waktu kronologis
Oleh karena untuk menganalisis bentanglahan lebih sesuai dengan didasarkan pada bentuklahan, maka klasifikasi bentanglahan juga akan lebih sesuai jika didasarkan pada unit-unit bentuklahan penyusunnya. Verstappen (1983) telah mengklasifikasikan bentuklahan berdasarkan genesisnya menjadi 10 (sepuluh) macam bentuklahan asal proses, yaitu:
1. Bentuklahan asal proses volkanik (V), merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat aktivitas gunung api. Contoh bentuklahan ini antara lain: kerucut gunungapi, madan lava, kawah, dan kaldera.
2. Bentuklahan asal proses struktural (S), merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat pengaruh kuat struktur geologis. Pegunungan lipatan, pegunungan patahan, perbukitan, dan kubah, merupakan contoh-contoh untuk bentuklahan asal struktural.
3. Bentuklahan asal fluvial (F), merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat aktivitas sungai. Dataran banjir, rawa belakang, teras sungai, dan tanggul alam merupakan contoh-contoh satuan bentuklahan ini.
4. Bentuklahan asal proses solusional (S), merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat proses pelarutan pada batuan yang mudah larut, seperti batu gamping dan dolomite, karst menara, karst kerucut, doline, uvala, polye, goa karst, dan logva, merupakan contoh-contoh bentuklahan ini.
5. Bentuklahan asal proses denudasional (D), merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat proses degradasi seperti longsor dan erosi. Contoh satuan bentuklahan ini antara lain: bukit sisa, lembah sungai, peneplain, dan lahan rusak.
6. Bentuklahan asal proses eolin (E), merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat proses angin. Contoh satuan bentuklahan ini antara lain: gumuk pasir barchan, parallel, parabolik, bintang, lidah, dan transversal.
7. Bentuklahan asal proses marine (M), merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat proses laut oleh tenaga gelombang, arus, dan pasang-surut. Contoh satuan bentuklahan ini adalah: gisik pantai (beach), bura (spit), tombolo, laguna, dan beting gisik (beach ridge). Karena kebanyakan sungai dapat dikatakan bermuara ke laut, maka seringkali terjadi bentuklahan yang terjadi akibat kombinasi proses fluvial dan proses marine. Kombinasi ini disebut proses fluvio-marine. Contoh-contoh satuan bentuklahan yang terjadi akibat proses fluvio marine ini antara lain delta dan estuari.
8. Bentuklahan asal glasial (G), merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat proses gerakan es (gletser). Contoh satuan bentuklahan ini antara lain lembah menggantung dan morine.
9. Bentuklahan asal organik (O), merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat pengaruh kuat aktivitas organisme (flora dan fauna). Contoh satuan bentuklahan ini adalah mangrove dan terumbu karang.
10. Bentuklahan asal antropogenik (A), merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat aktivitas manusia. Waduk, kota, dan pelabuhan, merupakan contoh-contoh satuan bentuklahan hasil proses antropogenik.
Sungai
            Pada hakekatnya aliran sungai terbentuk oleh adanya sumber air (hujan, mencairnya es, dan mata air) dan adanya relief dari permukaan bumi. Sungai-sungai juga mengalami tahapan geomorfik yaitu perioda muda, dewasa, dan tua. Sungai muda dicirikan dengan kemampuan untuk mengikis alurnya, dimana hal ini dapat terjadi jika gradien sungai cukup terjal. Sungai muda biasanya sempit, dengan tebing terjal yang terdiri dari batuan dasar. Gradien sungai yang tidak teratur (seragam) disebabkan oleh variasi struktur batuan (keras-lunak). Sungai pada stadium dewasa akan mengalami pengurangan gradien sungai sehingga kecepatan aliran dan daya erosi (pengikisan) berkurang, sehingga mulai terjadi pengendapan. Sungai demikian disebut dengan graded. Jika sungai utama mengalami graded berarti telah tercapai kedewasaan awal, dan jika cabang-cabang sungai tersebut juga telah mengalami graded maka telah mencapai kedewasaan lanjut, dan jika alur-alur sungai juga telah mengalami graded, maka sungai tersebut telah mencapai perioda tua.
Pada umumnya aliran sungai dikendalikan oleh struktur batuan dasar, kekerasan batuan, dan struktur geologi, serta beberapa hal lainnya membentuk pola-pola aliran sungai , antara lain :
http://puguhdraharjo.files.wordpress.com/2010/03/puguh-dwi-raharjo-pola-aliran.jpg?w=430&h=316&h=316
Pola Aliran Sungai
  1. Dendritik: seperti percabangan pohon, percabangan tidak teratur dengan arah dan sudut yang beragam. Berkembang di batuan yang homogen dan tidak terkontrol oleh struktur, umunya pada batuan sedimen dengan perlapisan horisontal, atau pada batuan beku dan batuan kristalin yang homogen.
  2. Rectangular : Aliran rectangular merupakan pola aliran dari pertemuan antara alirannya membentuk sudut siku-siku atau hampir siku-siku. Pola aliran ini berkembang pada daerah rekahan dan patahan.
  3. Paralel: anak sungai utama saling sejajar atau hampir sejajar, bermuara pada sungai-sungai utama dengan sudut lancip atau langsung bermuara ke laut. Berkembang di lereng yang terkontrol oleh struktur (lipatan monoklinal, isoklinal, sesar yang saling sejajar dengan spasi yang pendek) atau dekat pantai.
  4. Trellis: percabangan anak sungai dan sungai utama hampir tegak lurus, sungai-sungai utama sejajar atau hampir sejajar. Berkembang di batuan sedimen terlipat atau terungkit dengan litologi yang berselang-seling antara yang lunak dan resisten.
  5. Deranged : pola aliran yang tidak teratur dengan sungai dengan sungai pendek yang arahnya tidak menentu, payau dan pada daerah basah mencirikan daerah glacial bagian bawah.
  6. Radial Sentrifugal: sungai yang mengalir ke segala arah dari satu titik. Berkembang pada vulkan atau dome.
  7. Radial Centripetal: sungai yang mengalir memusat dari berbagai arah. Berkembang di kaldera, karater, atau cekungan tertutup lainnya.
  8. Annular: sungai utama melingkar dengan anak sungai yang membentuk sudut hampir tegak lurus. Berkembang di dome dengan batuan yang berseling antara lunak dan keras.
  9. Pinnate : Pola Pinnate adalah aliran sungai yang mana muara anak sungai membentuk sudut lancip dengan sungai induk. Sungai ini biasanya terdapat pada bukit yang lerengnya terjal.
Memusat/Multibasinal: percabangan sungai tidak bermuara pada sungai utama, melainkan hilang ke bawah permukaan. Berkembang pada topografi karst. Tabel 1. merupakan pola pengaliran dengan karaktersitiknya. 
Jalan
            Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang menghubungkan satu kawasan dengan kawasan yang lain. Jalan pada peta umum digambarkan dengan simbol garis berwarna merah.
5.      Langkah-Langkah Kerja
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam praktikum kartografi untuk menganalisis peta tematik yaitu peta pengggunaan lahan, pola aliran sungai dan peta jalan.
1.      Menyiapkan alat-alat dan bahan-bahan yang akan digunakan dalam mengamati peta tematik.
2.      Setelah menyiapkan semuanya, kemudian menyiapkan dan membuka peta tematik yang akan diamati dan dianalisis terlebih dahulu.
3.      Kemudian mengamati peta tematik tersebut dan berdiskusi bersama teman satu kelompok.
4.      Setelah mengamati peta tematik tersebut, kemudian membuat peta penggunaan lahan, pola aliran sungai dan peta jalan dikertas transparan.
5.      Setelah menggambar peta tematik, kemudian mengkreasikannya.
6.       Kemudian setelah itu, mulai mengamati dan menganalisis peta tematik tersebut dan kemudian membuat laporan hasil dari praktikum.

6.       Hasil dan pembahasan
Hasil


















Pembahasan
Adapun hasil akhir dari praktikum ini adalah peta klasifikasi bentuk lahan pada sebagianwilayah. Untuk itu langkah pertama yang dilakukan adalah pengamatan dan pembatasan daerah objek praktikum.
Langkah berikutnya adalahmelakukan analisis pola aliran sungai, berikut litologi, bentuk lahan beserta struktur geologinya. Setelah dilakukan analisis kemudiandilakukan pen-deliniasi-an masing-masing kenampakan morfologi dari daerah terkait. Tingkat kerapatan garis kontur dapat diajdikan salah satu pendekatan dalam analisis litologi. Dimana semakin rapat gariskontur atau semakin morfologi suatu daerah maka litologi daerahtersebut dapat dikatakan memiliki litologi yang semakin keras (litologiresisten).Dari hasil pengamatan pola aliran sungai di daerah tersebut.
Pendekatan pembatasan litologi adalah dengan pendekatangaris kontur. Dimana daerah pengamatan praktikum adalah daerahyang dilalui mandala pegunungan selatan sehingga memiliki kerapatankontur yang relative rapat.
Berikutnya adalah analisis mengenai struktur jalan dimana pada daerah tersebut banayak sekalijalan setapak dan masih jarang jalan raya.
                                                
. Fungsi Interpretasi Peta
            Dalam membaca peta, kita harus memahami dengan baik semua simbol atau informasi yang ada pada peta. Kalau Anda dapat membaca peta dengan baik dan benar, maka Anda akan memiliki gambaran mengenai keadaan wilayah yang ada dalam peta, walaupun belum pernah melihat atau mengenal medan (muka bumi) yang bersangkutan secara langsung. Seorang pembaca peta harus menganalisis simbol-simbol dalam peta, kemudian memberikan interpretasi atau penafsiran tentang penampakan geografis yang ada. Membaca dan menafsirkan peta merupakan dua kegiatan yang saling berkaitan satu sama lainnya. Jika kita telah membaca dan memahami peta dengan baik, maka kita akan mendapatkan fungsi interpretasi peta sebagai berikut:

a. Mengetahui berbagi objek geografi seperti gunung, pegunungan, sungai, danau, dataran
rendah, dataran tinggi, laut, jalan, jalan kereta api dll.
b. Mengetahui daerah yang jarang dan yang padat penduduknya
c. Mengetahui persebaran barang tambang.
d. Mengetahui obyek-obyek wisata.
e. Mengetahui potensi suatu daerah.
f. Mengetahui jarak lurus antarkota
g. Mengetahui keadaan suatu wilayah, misalnya untuk kepentingan perhubungan
h. Mengetahui keadaan sosial budaya penduduk, misalnya mata pencaharian, persebaran sarana kota dan persebaran pemukiman.
Menginterpretasi Peta Umum
Dari sebuah peta kita dapat mengetahui bentuk relief dari suatu tempat/wilayah, baik itu wilayah dasar laut maupun wilayah daratan.  Kenampakan di daratan ada yang tertutup perairan yaitu :
  1. Samudra/Laut : Samudra adalah perairan yang sangat luas di muka bumi. Dalam peta, samudra/lautan digambarkan dengan warna biru (dari biru muda hingga biru tua). Semakin tua warna biru, menunjukkan bahwa laut tersebut semakin dalam. Misalnya: biru sangat muda : (kedalaman 0 – 200 m, biru muda : kedalaman 200 – 2.000 m, biru tua : kedalaman >2.000 m)
  2. Sungai : Sungai adalah aliran air tawar di permukaan bumi dengan alur yang terbentuk secara alami.
  3. Danau : Danau adalah cekungan luas di daratan yang digenangi oleh air. Danau, meliputi danau alami dan danau buatan. Dalam peta, danau digambarkan dengan warna biru.
  4. Rawa : Rawa adalah dataran rendah yang selalu tegenang air (air hujan, air permukaan tanah, dan lainlain). Rawa dapat ditemui di tengah daratan ataupun di daerah pesisir pantai. Dalam peta, simbol rawa adalah beberapa baris garis putus-putus berwarna biru muda.
Sedangkan kenampakan utama di daratan yang tidak tertutup oleh perairan adalah dataran, perbukitan, dan pegunungan.

7.      KESIMPULAN
Kesimpulan dari praktikum kartografi ini adalah bahwa peta adalah menginterpretasi peta kegiatan membaca peta atau menafsirkan atau memahami simbol-simbol yang ada pada peta. Penafsiran tersebut dapat dilakukan pada peta umum dan peta khusus. Peta umum menggambarkan berbagai kenampakan umum permukaan bumi. Pada peta ini hal-hal yang ditafsirkan lebih bersifat fisik. Peta khusus menggambarkan kenampakan yang bersifat khusus. Misalnya peta iklim, transportasi, tambang, dan sebagainya.
Pada masa sekarang, peta sebagai sarana informasi sudah merupakan suatu kebutuhan. Tidak hanya orang-orang yang bekerja pada bidang tertentu saja yang harus mengerti peta, namun juga masyarakat awam.
Membaca peta berarti mempelajari penampakan geografis yang ditunjukkan oleh berbagai simbol dalam peta. Oleh karena itu jika seseorang ingin memahami dan membaca sebuah peta, terlebih dahulu ia harus mengenal berbagai unsur dalam peta terutama simbol-simbol. Seorang pembaca peta harus menganalisis simbol-simbol dalam peta, kemudian memberikan interpretasi atau penafsiran tentang penampakan geografis yang ada. Dengan demikian yang dimaksud dengan interpretasi peta adalah kegiatan membaca peta dengan memberikan penafsiran atau memaknai isi peta atas dasar simbol simbol yang ada.
Peta adalah gambaran permukaan bumi pada bidang datar dengan skala tertentu melalui
suatu sistem proyeksi. Kalau Anda bertanya kapan peta mulai ada dan digunakan manusia?
Jawabannya adalah peta mulai ada dan digunakan manusia, sejak manusia melakukan
penjelajahan dan penelitian. Walaupun masih dalam bentuk yang sangat sederhana yaitu
dalam bentuk sketsa mengenai lokasi suatu tempat.









8.      Daftar pustaka
(Jumat 11 Mei, 2012 , 20.00 WIB)
(Jumat 11 Mei, 2012 , 20.00 WIB)
(Jumat 11 Mei, 2012 , 20.00 WIB)
http://marduta.com/rangkuman-materi-ips-kelas-9/interpretasi-peta\
(Jumat 11 Mei, 2012 , 20.00 WIB)
(Jumat 11 Mei, 2012 , 20.00 WIB)
(Jumat 11 Mei, 2012 , 20.00 WIB)
(Jumat 11 Mei, 2012 , 20.00 WIB)
http://chaphity.blogspot.com/(Jumat 11 Mei, 2012 , 20.00 WIB)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar