LAPORAN PRAKTIKUM
KARTOGRAFI DASAR
( KGE 123 )
PERTEMUAN V
TITIK KOORDINAT
Adi Pranoto
1113034002

UNIVERSITAS LAMPUNG
FAKULTAS KEGURUAN
DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN
ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN GEOGRAFI
2012
1. Judul
Titik koordinat.
2. Tujuan
1.
Sebagai
pemenuhan hasil laporan praktikum mata kuliah kartografi dasar.
2.
Agar
dapat mengetahui pengertian dan definisi koordinat peta.
3.
Setelah melakukan praktikum ini, di
harapkan mahasiswa mampu memiliki pengetahuan dasar dalam memahami
koordinat peta.
4. Agar dapat membedakan secara detail tentang
koordinat.
3. Alat
dan Bahan
Alat-alat dan bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan
laporan praktikum ke II kartografi tentang interpretasi peta adalah sebaga berikut:
1.
Pensil
2.
Penggaris
3.
Pena
4.
Penghapus
5.
Kertas
6.
Kertas
HVS
7.
Peta
8.
Komputer
9.
Internet
4. Landasan
Teori
DASAR
TEORI
PENGERTIAN PETA
Ketika
kamu menggambar “peta desa” menurut imajinasimu, gambar peta desa itu tentu
kamu bayangkan lebih dahulu di dalam otak. Bayangan “peta desa” beserta letak
rumah, balai desa, jalan-jalan, lapangan sepak bola dan lain-lain yang masih di
dalam otak disebut peta mental. Obyek yang terbayang pada peta mental hanya
yang pentingpenting saja sesuai dengan kebutuhan.
Peta
mental akan mudah dijelaskan kepada orang lain bila diwujudkan dalam bentuk
gambar nyata, yang berupa sketsa. Namun sketsa bukanlah peta. Apabila obyek
yang digambar dalam sketsa diletakkan pada posisi keruangan seperti kenampakan
aslinya dengan menggunakan skala, barulah disebut peta Peta merupakan gambaran
kenampakan muka bumi pada bidang datar dengan menggunakan skala. Gambar peta
merupakan gambaran kenampakan muka bumi yang diperkecil dari kenyataan
sebenarnya dan digambarkan dalam bentuk simbol.
Jenis dan Bentuk Peta
a. Jenis Peta Bila kita amati peta-peta
yang di jual di toko buku, ternyata terdapat bermacam-macam peta. Ada peta yang
isinya menggambarkan berbagai macam kenampakan muka bumi, seperti relief, jalan
raya, sungai, waduk, persawahan, perkebunan, permukiman, pelabuhan, dan
lain-lain. Peta semacam ini disebut peta umum.
b. Termasuk dalam kelompok peta umum
adalah peta ihtisar (peta dunia, peta indonesia peta kalimantan dan sebagainya)
dan peta topografi . Berdasarkan skalanya, peta dibedakan: 1) Skala besar = >
1 : 25.000 2) Skala menengah = 1 : 25.000 s/d 1 : 250.000 3) Skala kecil = 1 :
250.000 s/d 1 : 1.000.000 4) Skala kadaster = < 1 : 1.000.000 Di samping itu
ada peta yang sengaja disusun untuk keperluan transportasi darat, laut dan
udara yang sangat berguna bagi pilot, sopir, nahkoda, atau navigator. Peta
semacam ini disebut chart. Yang termasuk jenis chart adalah peta jalan, peta
pelayaran, dan peta penerbangan. Di samping itu ada peta yang sengaja disusun
untuk keperluan transportasi darat, laut dan udara yang sangat berguna bagi
pilot, sopir, nahkoda, atau navigator. Peta semacam ini disebut chart. Yang
termasuk jenis chart adalah peta jalan, peta pelayaran, dan peta penerbangan.
Kecuali itu ada peta yang hanya menggambarkan suatu obyek atau satu jenis kenampakan
di muka bumi. Peta semacam ini disebut peta tematik. Contoh peta tematik:
(1) peta persebaran penduduk
(2) peta arus laut dan
(3)
peta angin muson di Indonesia.
c. Bentuk Peta Peta yang kita pelajari
di atas adalah peta dua dimensi. Peta dua dimensi berupa peta datar, seperti
peta yang biasa kamu lihat pada atlas dan peta dinding. Peta dua dimensi dapat
juga dibuat di atas papan atau kain atau kaca. Di samping itu ada pula peta
yang dibuat dalam bentuk tiga dimensi, yaitu gunung dibuat menonjol ke atas,
dataran rendah dibuat rata, danau atau rawa dibuat cekung dan lebih rendah dari
daerah sekitarnya. Peta semacam ini disebut peta timbul atau peta relief. Peta
timbul biasanya dibuat dari plastik, atau dibuat sendiri dengan menggunakan
bubur kertas atau serbuk gergaji. Peta relief sangat penting bagi Saudaramu
yang tuna netra.
d. Peta dapat didefinisikan sebagai :
“media penyajian informasi dari unsur-unsur alam dan buatan manusia pada
permukaan bumi yang dibuat secara kartografis (informasi yang berreferensi
geografis) pada bidang datar menurut proyeksi tertentu dan skala
tertentu”. Peta yang baik, adalah peta yang mempunyai nilai informatif,
komunikatif, artistik dan estetik. Sedang pengetahuan khusus yang
mempelajari peta disebut kartografi.
Penyajian
informasi: Informasi tentang permukaan bumi begitu banyak (misalnya; vegetasi,
sungai, jalan, pemukiman, topografi/bentuk lapangan), sehingga tidak mungkin
disajikan seluruhnya sesuai bentuk dan ukuran aslinya dalam selembar peta yang
mempunyai keterbatasan ruang dan ukuran. Oleh karenanya, informasi
tersebut digambarkan dalam bentuk simbol-simbol (sehingga peta sering disebut
bahasa simbol).
Proyeksi
peta: Karena permukaan bumi merupakan bidang lengkung (speroid), maka untuk
dapat menggambarkan atau memindahkan lintang/bujur pada lengkungan muka bumi ke
dalam bentuk bidang datar digunakan cara proyeksi tertentu. Proyeksi
tertentu adalah sesuai dengan suatu aturan dalam menggambarkan posisi di
permukaan bumi ke bidang datar dengan menggunakan rumus-rumus matematika.
Bentuk bumi yang di proyeksikan ke bidang datar,Skala peta: Karena peta
merupakan wujud abstrak permukaan bumi pada bidang datar dalam ukuran yang
lebih kecil, maka dalam penyajiannya digunakan perbandingan tertentu yang
disebut skala. Jadi, skala peta adalah perbandingan jarak antara dua titik di
peta dan jarak antara dua titik yang sama di lapangan. Contoh: Pada peta
berskala 1:50.000, jarak 1 cm di peta sama dengan jarak 500 m dilapangan. Dalam
kaitannya dengan informasi yang disajikan pada peta, maka skala peta
menggambarkan juga tingkat ketelitian dan detail suatu informasi.
Penulisan skala yang sering dan lazim dalam perpetaan, disamping ditulis
pecahan (numerical scale) adalah ditulis/dinyatakan dengan grafik (graphical
scale).
JENIS-JENIS
PETA
Berdasarkan data dan informasi yang ditonjolkan ada 2 (dua)
macam atau 2 (dua) kategori / jenis peta, yaitu : Peta Dasar dan Peta Tematik
Peta
dasar:
Pada
dasarnya, peta dasar adalah peta yang menunjukkan obyek-obyek dipermukaan bumi
pada posisi yang sebenarnya, yang digunakan sebagai dasar bagi
kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan data dan informasi yang berreferensi
geografis (misalnya untuk pembuatan peta-peta tematik). Peta dasar bisa dibuat
berdasarkan atas pengukuran langsung di lapangan, pengukuran fotogrametris dan
penafsiran potret udara, atau dengan analisa citra penginderaan jauh lain
seperti citra satelit atau radar. Peta dasar dipakai untuk dasar
pembuatan peta-peta tematik.
Unsur-unsur yang disajikan pada peta dasar adalah : unsur
hypsografi/relief (garis kontour, titik tinggi, gunung, lembah dll.); unsur
hydrologi (sungai, danau, laut); unsur vegetasi (hutan, belukar, kebun sawah);
unsur buatan (jalan, pemukiman, pelabuhan).
Di
Indonesia dikenal antara lain peta topografi atau biasa disingkat peta TOP
(dibuat oleh Jawatan Topografi AD/Dinas Topografi AD, tahun 1970-an) dan peta
Rupa Bumi Indonesia atau biasa disingkat peta RBI (dibuat oleh
BAKOSURTANAL pada 1982). Informasi pada Peta topografi dititikberatkan
pada unsur-unsur alam asli (sungai, kota/desa, garis kontour, titik
tinggi). Sedangkan pada Peta Rupa Bumi Indonesia, disamping informasi
yang ada pada peta topografi, juga dicantumkan informasi tentang penutupan
lahan (antara lain sawah, perkebunan, hutan). Selain itu terdapat
peta yang biasa digunakan sebagai peta dasar, yaitu peta Joint Operation
Graphic atau biasa disingkat peta JOG adalah jenis peta topografi yang dibuat
oleh Inggris dan hanya satu skala, yaitu 1 : 250.000.
Peta
tematik:
Peta tematik adalah peta yang menyajikan informasi tentang
suatu tema atau maksud tertentu, dalam kaitannya dengan unsur topografi yang
spesifik sesuai tema peta. Detail topografi pada peta tematik diambil
dari peta dasar. Tema peta dapat diketahui dari judul petanya, sehingga
dengan membaca judul peta dapat diketahui tema atau informasi pokok apa yang
tersaji dalam peta tersebut.
Suatu peta dapat terdiri dari satu tema (peta analisis),
misalnya peta tanah, peta geologi, peta kelas lereng; atau dapat terdiri dari
dua tema atau lebih yang mempunyai kaitan atau relevansi (peta multi-tema),
misalnya peta areal HPH yang berisi informasi tentang batas areal HPH, nama HPH
serta batas-batas fungsi hutan. Peta sintesis adalah peta hasil perpaduan
beberapa peta tematik, yang setelah diadakan skoring berubah menjadi peta
dengan tema baru, misalnya peta TGHK yang merupakan perpaduan dari peta tanah,
peta kelas lereng dan peta curah hujan.
Selanjutnya, berdasarkan skalanya, lazim dipahami umum
ada 5 (lima) macam, yaitu :Peta Kadaster, skala 1 : 100 s/d 1 : 5.000 biasa
dipakai menggambar peta-peta tanah dan peta dalam sertifikat tanah;
- Peta Skala Besar, skala 1 : 5.000 s/d 1 : 250.000 biasa untuk menggambar wilayah yang relatif sempit seperti kelurahan, kecamatan dan seterusnya;
- Peta Skala Sedang, skala 1 : 250.000 s/d 1 : 500.000 biasa untuk menggambar wilayah yang agak luas seperti wilayah propinsi dan seterusnya;
- Peta Skala Kecil, skala 1 : 500.000 s/d 1 : 1.000.000 biasa untuk menggambar wilayah yang cukup luas seperti wilayah negara dan seterusnya;
- Peta Skala Lebih Kecil, skala lebih kecil dari 1 : 1.000.000 biasa untuk menggambar kelompok negara atau benua dan dunia.
Di Indonesia peta dasar dibuat dan ditetapkan oleh Badan
Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL). Sedang peta-peta
tematik dibuat berdasarkan peta dasar oleh instansi yang berkepentingan
(Departemen Kehutanan, Departemen Pertambangan dan Energi, Badan Pertanahan
Nasional, Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah, dll) untuk tema-tema
sesuai pekerjaan /kegiatannya.
Koordinat
Koordinat adalah
pernyataan besaran geometrik yang menentukan posisi satu titik denganmengukur
besar vektor terhadap satu Posisi Acuan yang telah didefinisikan.Posisi acuan
dapat ditetapkan dengan asumsi atau ditetapkan dengan suatu
kesepakatanmatematis yang diakui secara universal dan baku. Jika penetapan
titik acuan tersebut secaraasumsi, maka sistim koordinat tersebut bersifat
Lokal atau disebut Koordinat Lokal dan jikaditetapkan sebagai kesepakatan
berdasar matematis maka koordinat itu disebut koordinat yangmempunyai sistim
kesepakatan dasar matematisnya.
Koordinat Geografi pada
Proyeksi UTM adalah salah satu transformasi geografi yangmempunyai referensi
Posisi Acuan dan arah yang sama yaitu Titik Pusat Proyeksi untuk posisidan arah
utara Grid di Meridian Pusat sebagai arah acuan. Permasalahan yang timbul
adalah :
SATUAN (unit) . Besaran Pada Koordinat Geografi
dinyatakan dalam besaran sudut(derajat), besaran
pada Koordinat UTM dinyatakan besaran panjang (meter).
Bidang persamaan, pada
Koordinat geografi dinyatakan sebagai permukaan Elipsoid,sedang bidang
persamaan UTM merupakan bidang datar.Jadi hubungan antara koordinat geografi
dan UTM adalah :ON = Origin North = 10,000,000 mG = Panjang busur Meridianko
=0.9996OE = Origin East = 500,000 mp = Panjang busur ParalelKor = Koreksi
akibat perubahan bentuk 3 D garis lengkung ke 2D.Garis Meridian : Garis
lengkung melingkar dipermukaan Elipsoid dan melewati 2 kutubGaris Paralel :
Lingkaran melintang dipermukaan Elipsoid dari Kutub U ke S sejajar Equator.
Kesimpulan Dihubungkan Dengan Konsep GIS
Karena Sistem Informasi
Geografi (GIS) merupakan metoda sajian terpadu, maka semua datamasukan spasial
maupun tabular harus berupa data terpadu. Artinya, kesatuan Sistim
Koordinatuntuk data spasial, kesatuan ID untuk data tabular, kesatuan dalam
me-manage data untuk sasaran informasi tersebut agar dapat dimanfaatkan
secara maksimal. Fungsi Sistim Proyeksi dantransformasi sangat memegang peranan
sangat penting.
Hal lain yang perlu
diingat bahwa konsep GIS memanfaatkan pula jaringan data antar Pusatdengan
Daerah, antar Instansi yang bersifat Nasional , yang sangat berguna untuk
analisisterhadap suatu dampak dari perubahan data yang masuk dalam cakupan yang
lebih luas. Jadikesatuan dalam Sistim Koordinat adalah mutlak dalam konsep GIS.
Peta
selalu dibagi dalam kotak-kotak untuk membantu menentukan posisi dipeta dalam
hitungan koordinat. Koordinat adalah kedudukan suatu titik pada peta. Secara
teori, koordinat merupakan titik pertemuan antara absis dan ordinat. Koordinat
ditentukan dengan menggunakan sistem sumbu, yakni perpotongan antara
garis-garis yang tegak lurus satu sama lain.
Sistem
koordinat yang resmi dipakai ada dua macam yaitu :
1.
Koordinat Geografis (Geographical
Coordinate) ; Sumbu yang digunakan adalah garis
bujur (bujur barat dan bujur timur) yang tegak lurus dengan garis khatulistiwa,
dan garis lintang (lintang utara dan lintang selatan) yang sejajar dengan garis
khatulistiwa. Koordinat geografis dinyatakan dalam satuan derajat, menit dan
detik. Pada peta Bakosurtanal, biasanya menggunakan koordinat geografis sebagai
koordinat utama. Pada peta ini, satu kotak (atau sering disebut satu karvak)
lebarnya adalah 3.7 cm. Pada skala 1:25.000, satu karvak sama dengan 30 detik
(30″), da pada peta skala 1:50.000, satu karvak sama dengan 1 menit (60″).
2.
Koordinat Grid (Grid Coordinate atau UTM)
; Dalam koordinat grid, kedudukan suatu titik dinyatakan dalam ukuran jarak
setiap titik acuan. Untuk wilayah Indonesia, titik acuan berada disebelah barat
Jakarta (60 LU, 980 BT). Garis vertikal diberi nomor urut dari selatan ke
utara, sedangkan horizontal dari barat ke timur. Sistem koordinat mengenal
penomoran 4 angka, 6 angka dan 8 angka. Pada peta AMS, biasanya menggunakan
koordinat grid. Satu karvak sebanding dengan 2 cm. Karena itu untuk penentuan
koordinat koordinat grid 4 angka, dapat langsung ditentukan. Penentuan
koordinat grid 6 angka, satu karvak dibagi terlebih dahulu menjadi 10 bagian
(per 2 mm). Sedangkan penentuan koordinat grid 8 angka dibagi menjadi sepuluh
bagian (per 1 mm).
Lembar
peta dibagi atas garis-garis koordinat yaitu garis mendatar dan garis tegak
(berbentuk kotak-kotak bujur sangkar)
Seperti
yang sudah disinggung diatas.
Koordinat
peta terdapat tiga cara penunjukan, yakni: cara koordinat 4 angka, cara
koordinat 6 angka, dan cara koordinat 8 angka.
1.
Cara 4 angka: digunakan untuk memperlihatkan posisi suatu tempat yang cukup
lebar, misalkan untuk menunjukan lokasi danau, telaga dsb. Jarak kira-kira 1000
meter (sisi bujur sangkar dibagi 1000)
2.
Cara 6 angka: digunakan untuk menunjukan lokasi yang sempit. Semisal, loksai
kemah, titik pertemuan (check poin) dll. Jarak 100 meter. (sisi bujursangkar
dibagi 10 bagian)
3.
Cara 8 angka: digunakan untuk menunjukan suatu titik, miasal titik triangulasi,
lokasi korban (sisi bujur sangkar dibagi 100)
Dalam
peta buatan Badan Koordinasi dan pemetaan Nasional (Bakorsurtanal), pada
dasarnya teknik pembacaan titik kordinat geografi dan titik koordinat peta
dijelaskan di peta, yakni dibagian kiri bawah peta.
SISTEM KOORDINAT
Jika membicarakan proyeksi kita sering
membicarakan Sistem Koordinat. Sistem koordinat merupakan suatu parameter yang
menunjukkan bagaimana suatu objek diletakkan dalam koordinat. Ada tiga system
koordinat yang digunakan pada pemetaan yakni :
1.Sistem Koordinat 1 Dimensi : satu sumbu koordinat
Koordinat Kartesian
Sistem koordinat kartesian dua dimensi merupakan sistem koordinat yang terdiri dari dua salib sumbu yang saling tegak lurus, biasanya sumbu X dan Y, seperti digambarkan pada gambar di bawah ini.
Jika
dilihat dari gambar diatas, koordinat P mempunyai jarak pada sumbu X yang
disebut absis sebesar 3 dan mempunyai jarak pada sumbu Y yang disebut ordinat
sebesar 5. Sedangkan d merupakan jarak dari pusat sumbu koordinat (O) ke titik
P. Nilai d dapat dihitung dengan persamaan :
Sistem koordinat kartesian dua dimensi merupakan sistem koordinat yang terdiri dari dua salib sumbu yang saling tegak lurus, biasanya sumbu X dan Y, seperti digambarkan pada gambar di bawah ini.

d=vx2+y2
Jika d merupakan jarak
antara dua titik, secara umum d dapat dihitung menggunakan persamaan sebagai
berikut :
d=v(xj - xi)2+(yj -
yi)2
dimana i dan j
menunjukkan nama titik.

Dari gambar di atas diperoleh bahwa, dAB=v(xB - xA)2 + (yB - yB)2 = v(5-1)2+(1-4)2=5

Dari gambar di atas diperoleh bahwa, dAB=v(xB - xA)2 + (yB - yB)2 = v(5-1)2+(1-4)2=5
Koordinat
Polar
Dalam koordinat polar, koordinat suatu titik didefinisikan fungsi dari arah dan jarak dari titik ikatnya. Selanjutnya dapat dijelaskan pada gambar berikut ini.
Jika
O merupakan titik pusat koordinat dan garis OX merupakan sumbu axis polar, maka
titik P dapat ditentukan koordinatnya dalam sistem koordinat polar berdasarkan
sudut vektor (?) dan radius vektor (r) atau (garis OP) yaitu P (r, ?). Sudut
vektor (?) bernilai positif jika mempunyai arah berlawanan dengan arah putaran
jarum jam, sedangkan bernilai negatif jika searah dengan putaran jarum jam.
Sistem Koodinat 3 Dimensi
Koordinat Kartesian
Sistem Koordinat Kartesian 3 Dimensi, pada prinsipnya sama dengan sistem koordinat kartesian 2 Dimensi, hanya menambahkan satu sumbu lagi yaitu sumbu Z, yang ketiganya saling tegak lurus, seperti yang terlihat pada gambar.
Titik
O merupakan titik pusat dari ketiga sumbu koordinat X, Y, dan Z. Sedangkan
titik P didefinisikan dengan P (x, y, z). Penggunaan sistem koordinat kartesian
3 Dimensi banyak digunakan dalam pengukuran menggunakan sistem GPS.
Sistem Koordinat Bola
Posisi suatu titik dalam ruang, selain didefinisikan dengan sistem kartesian 3 Dimensi, dapat juga didefinisikan dalam sistem koordinat bola (pronsip dasarnya sama dengan koordinat polar, yaitu sudut dan jarak).

Pada gambar, koordinat titik P didefinisikan dengan nilai P (r, f, ?). Jika kita cermati, koordinat ini sama halnya dengan koordinat lintang dan bujur yang sering digunakan dalam globe, atau peta, atau lainnya.
Terdapat hubungan anatar sistem koordinat bola dan sistem koordinat kartesian 3 dimensi, seperti ditunjukan dalam persamaan matematis berikut ini :
Dalam koordinat polar, koordinat suatu titik didefinisikan fungsi dari arah dan jarak dari titik ikatnya. Selanjutnya dapat dijelaskan pada gambar berikut ini.

Sistem Koodinat 3 Dimensi
Koordinat Kartesian
Sistem Koordinat Kartesian 3 Dimensi, pada prinsipnya sama dengan sistem koordinat kartesian 2 Dimensi, hanya menambahkan satu sumbu lagi yaitu sumbu Z, yang ketiganya saling tegak lurus, seperti yang terlihat pada gambar.

Sistem Koordinat Bola
Posisi suatu titik dalam ruang, selain didefinisikan dengan sistem kartesian 3 Dimensi, dapat juga didefinisikan dalam sistem koordinat bola (pronsip dasarnya sama dengan koordinat polar, yaitu sudut dan jarak).

Pada gambar, koordinat titik P didefinisikan dengan nilai P (r, f, ?). Jika kita cermati, koordinat ini sama halnya dengan koordinat lintang dan bujur yang sering digunakan dalam globe, atau peta, atau lainnya.
Terdapat hubungan anatar sistem koordinat bola dan sistem koordinat kartesian 3 dimensi, seperti ditunjukan dalam persamaan matematis berikut ini :
x=r.cosf.cos?,
y=r.cosf.sin?, z=r.sinf
Sistem Koordinat Ellipsoida
Untuk pendefinisian bentuk bumi sangatlah susah. Bentuk bumi dikenal sebagai geoid. Geoid didekati oleh permukaan muka laut rata-rata. Untuk mempermudah hitungan bentuk bumi, digunakan suatu model matematik yang disebut ellipsoida yaitu ellips yang putar.

Dalam pengukuran geodesi secara umum, dikembangkan hubungan antara sistem koordinat kartesian 3 Dimensi dengan sistem koordinat Ellipsoids.

Sistem Koordinat
Sistem
koordinat merupakan suatu parameter yang menunjukkan bagaimana suatu objek
diletakkan dalam koordinat. Ada tiga system koordinat yang digunakan pada
pemetaan yakni:
1.Sistem
Koordinat 1 Dimensi : satu sumbu koordinat

2.Sistem
Koordinat 2 Dimensi.

3.Sistem
Koordinat 3 Dimensi.

Posisi acuan dapat ditetapkan dengan asumsi atau ditetapkan
dengan suatu kesepakatan matematis yang diakui secara universal dan baku. Jika
penetapan titik acuan tersebut secara asumsi, maka sistim koordinat tersebut
bersifat Lokal atau disebut Koordinat Lokal dan jika ditetapkan sebagai
kesepakatan berdasar matematis maka koordinat itu disebut koordinat yang
mempunyai sistim kesepakatan dasar matematisnya.
Koordinat Geografi pada Proyeksi UTM adalah salah satu
transformasi geografi yang mempunyai referensi Posisi Acuan dan arah yang sama
yaitu Titik Pusat Proyeksi untuk posisi dan arah utara Grid di Meridian Pusat
sebagai arah acuan.
Sistem Koordinat
Sistem koordinat local
• Sistem Koordinat
Polar
• Sistem Koordinat
Kartesian
Sistem Koordinat Global
• Sistem Koordinat
Astronomis (Lintang Astronomis dan Bujur Astronomis) bidang terhadap Geoid
• Sistem Koordinat
Geodetik (Lintang geodetic dan Bujur Geodetik) bidang terhadap ellipsoid
• Sistem Koordinat
Kartesian Tiga Dimensi
Gambar Sistem Koordinat Geodetik
• Lintang Geodetik (L)
dari suatu titik adalah besar sudut lancip yang dibentuk oleh arah normal pada
ellipsoid dengan bidang ekuator geodetic
• Bujur geodetic (B)
yaitu sudut yang dibentuk antara bidang meridian dari titik tersebut dengan
bidang meridian nol BIH
• Titk geodetik /
geometrik (h) didefinisikan sebagai jarak dari bidang ellipsoid kea rah normal
sampai titik tinngi yang di maksud
Sisitem Koordinat Kartesian Tiga Dimensi
Posisidari suatu titik dinyatakan
dalam besaran X,Y dan Z. dengan arah arah dari sumbu-sumbu koordinat
didefinisikan sebagai berikut
• Sumbu Z berimpit
dengan sumbu rotasi bumi, yang didefinisikan sebagai CTP (Conventional
Terrestrial Pole)
• Sumbu X mengarah ke
meridian nol, yaitu meridian nol Greenwich yang ditetapkan oleh BIH (Bureau
International de l’Heure) yang terletak pada bidang ekuator ellipsoid.
• Sumbu Y adalah sumbu
yang terletak pada bidang ekuator serta tegak lurus terhadap sumbu X dan Z
berdasarkan aturan taTATA KOORDINAT
ngan kanan
1.
Koordinat Pada Permukaan Bumi
Koordinat
pada permukaan bumi dinyatakan sebagai koordinat geografi yaitu besarnya sudut
busur yang diukur dari pusat bumi.
Busur
lingkaran-lingkaran yang digambar memotong ekuator dari kutub ke kutub disebut
meredian. Menurut kesepakatan internasional, meredian 0 atau meredian utama
(prime meredian) ialah meredian yang melalui Royal Observatory Greenwich,
London.
Jarak
lengkung di sebelah utara dan selatan ekuator yang diukur sepanjang suatu
meredian disebut lintang (latitude). Busur 90 derajat antara ekuator dan kedua
kutub ditandai dengan lingkaran-lingkaran yang sejajar dengan ekuator dan masing-masing
sama jaraknya dan lingkaran itu semakin kecil ke arah kutub, dan disebut
garis-garis paralel. Garis-garis meredian dan paralel itu merupakan sistem grid
yang dipakai untuk menentukan posisi tempat (titik) di permukaan bumi.
Berawal
dari meredian utama (Greenwich) ke arah timur sampai 180º dinamai bujur timur
(BT). Dari meredian utama (Greenwich) ke arah barat sampai 180º disebut bujur
barat (BB), Sehubungan dengan penggambaran peta, permukaan bumi dibedakan
menjadi:
a. Bidang Permukaan Fisik Bumi
a. Bidang Permukaan Fisik Bumi
Ialah
suatu bidang seperti kita lihat sehari-hari dengan bentuk yang tidak beraturan,
ada gunung, lembah, dan dataran.
b. Bidang Geoide
Ialah suatu bidang equipotensial dari gravitasi dengan bentuk tidak berarturan.
c. Bidang Ellipsoid (bidang Spheroid)
Ialah suatu bidang geometrik yang beraturan dan mirip bentuknya dengan bidang geoide. Bidang ini dipilih sebagai bidang hitung yang merupakan bidang perantara untuk memindahkan lengkungan bola bumi ke bidang peta dan biasanya disebut sebagai bidang referensi/acuan.
b. Bidang Geoide
Ialah suatu bidang equipotensial dari gravitasi dengan bentuk tidak berarturan.
c. Bidang Ellipsoid (bidang Spheroid)
Ialah suatu bidang geometrik yang beraturan dan mirip bentuknya dengan bidang geoide. Bidang ini dipilih sebagai bidang hitung yang merupakan bidang perantara untuk memindahkan lengkungan bola bumi ke bidang peta dan biasanya disebut sebagai bidang referensi/acuan.
2.
Koordinat Peta
Titik Koordinat PETA
Anda
pasti pernah membaca atau mendengar “Lokasi gempa berada pada titik 2,52
LS-110,03 BT” Jika ya, itulah yang disebut titik koordinat. Sebuah titik yang
menunjukan sesuatu atau lokasi (orang, pusat gempa, lokasi pesawat jatuh, de el
el), sebuah lokasi di permukaan bumi yang diwakilkan dengan sebuah peta.Para
pendaki gunung (dalam Navigasi Darat) juga patut mengetahui serta mempelajari
guna mengetahui posisinya.
Tulisan
ini merupakan respon saya atas pertanyaan tentang titik koordinat pada materi
peta. Yah sukur sukur sih berharap juga bisa terkumpul menjadi menjadi sebuah penjelasan
yang berarti.
Dalam menentukan titik
atau tempat dipeta, kita dapat melakukan beberapa cara, diantaranya:
- Dengan cara Koordinat Geografi
- Dengan cara Koordinat Peta. Koordinat peta terdapat tiga cara penunjukan, yakni: cara koordinat 4 angka, cara koordinat 6 angka, dan cara koordinat 8 angka
- Dengan cara karvak
- Dengan cara titik pangkal, dan
- Dengan cara garis pangkal
Banyak juga
caranya kan? Penunjukan titik atau tempat dipeta yang kita sering dengar adalah
dengan cara koordinat geografi dan peta. Maka, dalam tulisan ini saya hanya
akan memaparkan dua cara itu. Lainnya n'tar ya menyusul.:))
Koordinat Geografi
Penunjukan titik
atau tempat di peta dengan cara koordinat geeografi diartikan oleh
N.S.Adiyuwono dalam bukunya Teknik Membaca Peta dan Kompas (1995)
merupakan suatu sistem untuk menentukan suatu kedudukan atau titik di permukaan
bumi (dalam bidang lengkung). Sistem ini dinyatakan dalam derajat dengan
meridian Greenwich sebagai lintangnya 0°.
Koordinat Peta
Sistem koordinat
peta, masih dalam pengertian N.S. Adiyuwono, merupakan system untuk menentukan
kedudukan suatu titik atau tempat pada suatu peta. Lembar peta dibagi atas
garis-garis koordinat yaitu garis mendatar dan garis tegak (berbentuk
kotak-kotak bujur sangkar)
Seperti yang
sudah disinggung diatas. Koordinat peta terdapat tiga cara penunjukan, yakni:
cara koordinat 4 angka, cara koordinat 6 angka, dan cara koordinat 8 angka.
- Cara 4 angka: digunakan untuk memperlihatkan posisi suatu tempat yang cukup lebar, misalkan untuk menunjukan lokasi danau, telaga dsb. Jarak kira-kira 1000 meter (sisi bujur sangkar dibagi 1000)
- Cara 6 angka: digunakan untuk menunjukan lokasi yang sempit. Semisal, loksai kemah, titik pertemuan (check poin) dll. Jarak 100 meter. (sisi bujursangkar dibagi 10 bagian)
- Cara 8 angka: digunakan untuk menunjukan suatu titik, miasal titik triangulasi, lokasi korban (sisi bujur sangkar dibagi 100)
Dalam peta
buatan Badan Koordinasi dan pemetaan Nasional (Bakorsurtanal), pada dasarnya
teknik pembacaan titik kordinat geografi dan titik koordinat peta dijelaskan di
peta, yakni dibagian kiri bawah peta.
KOORDINAT PETA TEMATIK
Koordinat peta dalam tematik merupakan salah satu unsur penting karena koordinat menunjukkan lokasi absolut di bola bumi
Besaran koordinat pada peta tematik
berfungsi untuk mengetahui posisi suatu titik di muka bumi, atau untuk
mengetahui letak astronomis suatu tempat di muka bumi.
Pada peta rupabumi angka
koordinat mutlak harus dicantumkan, bahkan dilengkapi pula dengan grid atau
garis-garis vertikal dan horisontal yang saling berpotongan.
Pembuatan dan penempatan grid
dan angka lintang bujur pada peta rupabumi sudah mempunyai ketentuan dan
aturan-aturan yang nyata dan baku serta bersifat konvensional.
Peta tematik, pemakaian grid tidak harus dicantumkan,
namun informasi koordinat tetap diperlukan untuk mengetahui letak astronomis
suatu wilayah.
Sesuai dengan ciri peta tematik
yang lebih mementingkan aspek 35 dan tidak mempunyai aturan-aturan yang
bersifat baku.
Angka koordinat sebaiknya di
letakkan di dalam garis bingkai peta, karena garis tepi peta merupakan
kenampakan terluar dari peta.
Bentuk angka dapat dirancang
dengan ukuran huruf yang kecil sehingga tidak mengganggu kenampakan peta yang
lain.
Penempatan koordinat pada peta ditandai dengan
garis kecil dengan ukuran
2 cara penggunaan koordinat dalam peta tematik:
- Koordinat lintang dan bujur
- Koordinat x dan y (sistem UTM= Universal Transverse Mercator)
Besaran bujur (longitude) adalah busur yang diukur
(dalam derajat) antara titik tersebut dengan meridian utama (Meridian
Greenwich). (0o – 180o)
Besaran lintang (latitude) busur yang diukur dalam
derajat antara tempat tersebut dengan equator. (0o – 90o)
Koordinat Peta
Koordinat
adalah kedudukan suatu titik pada peta. Koordinat ditentukan dengan menggunakan
sistem sumbu, yaitu garis-garis yang saling berpotongan tegak lurus. Sistem
koordinat yang resmi dipakai ada dua, yaitu :
1. Koordinat Geografis
Sumbu yang digunakan adalah garis bujur (bujur barat dan bujur timur) yang tegak lurus terhadap khatulistiwa dan garis lintang (lintang utara dan lintang selatan) yang sejajar dengan khatulistiwa. Koordinat geografis dinyatakan dalam satuan derajat, menit dan detik.
2. Koordinat Grid
Dalam koordinat grid, kedudukan suatu titik dinyatakan dalam ukuran jarak terhadap suatu titik acuan. Garis vertikal diberi nomor urut dari selatan ke utara, sedangkan garis horizontal diberi nomor urut dari barat ke timur.
Sistem koordinat mengenal penomoran dengan angka 6 angka, 8 angka, dan 10 angka. Untuk daerah yang luas dipakai penomoran angka, untuk daerah yang lebih sempit digunakan penomoran 8 angka dan 10 angka (biasanya 10 angka dihasil
1. Koordinat Geografis
Sumbu yang digunakan adalah garis bujur (bujur barat dan bujur timur) yang tegak lurus terhadap khatulistiwa dan garis lintang (lintang utara dan lintang selatan) yang sejajar dengan khatulistiwa. Koordinat geografis dinyatakan dalam satuan derajat, menit dan detik.
2. Koordinat Grid
Dalam koordinat grid, kedudukan suatu titik dinyatakan dalam ukuran jarak terhadap suatu titik acuan. Garis vertikal diberi nomor urut dari selatan ke utara, sedangkan garis horizontal diberi nomor urut dari barat ke timur.
Sistem koordinat mengenal penomoran dengan angka 6 angka, 8 angka, dan 10 angka. Untuk daerah yang luas dipakai penomoran angka, untuk daerah yang lebih sempit digunakan penomoran 8 angka dan 10 angka (biasanya 10 angka dihasil
Pernah
dengar “Lokasi gempa berada pada titik 3,52 LS-118,03 BT” Kalo ya, itulah titik
koordinat. Sebuah titik yang menunjukan sesuatu (orang, pusat gempa, lokasi
pesawat jatuh, dll), sebuah lokasi di lapangan (bumi) dengan di peta.
Nah, pendaki gunung (dalam Navigasi Darat) juga patut mengetahui serta mempelajari guna mengetahui posisi kita di lapangan, yakni di hutan-gunung.
Dalam menentukan titik atau tempat dipeta, kita dapat melakukan beberapa cara, diantaranya:
1. Dengan cara Koordinat Geografi
Nah, pendaki gunung (dalam Navigasi Darat) juga patut mengetahui serta mempelajari guna mengetahui posisi kita di lapangan, yakni di hutan-gunung.
Dalam menentukan titik atau tempat dipeta, kita dapat melakukan beberapa cara, diantaranya:
1. Dengan cara Koordinat Geografi
2. Dengan cara Koordinat Peta. Koordinat peta terdapat tiga
cara penunjukan, yakni: cara koordinat 4 angka, cara koordinat 6 angka, dan
cara koordinat 8 angka
3. Dengan cara karvak
4. Dengan cara titik pangkal, dan
5. Dengan cara garis pangkal
Koordinat Geografi
Penunjukan titik atau tempat di peta dengan
cara koordinat geeografi diartikanoleh N.S.Adiyuwono dalam bukunya Teknik
Membaca Peta dan Kompas (1995) merupakan suatu sistem untuk menentukan suatu
kedudukan atau titik di permukaan bumi (dalam bidang lengkung). Sistem ini
dinyatakan dalam derajat dengan meridian Greenwich sebagai lintangnya 0°.
1. Langkah-Langkah
Kerja
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam praktikum
kartografi untuk menentukan titik
koordinat pada peta
1.
Menyiapkan
alat-alat dan bahan-bahan yang akan digunakan dalam mengamati peta.
2.
Setelah
menyiapkan semuanya, kemudian menyiapkan dan membuka peta yang akan diamati dan dianalisis terlebih
dahulu.
3.
Kemudian
mengamati peta tematik tersebut dan berdiskusi bersama teman satu kelompok.
4.
Setelah
mengamati peta tematik tersebut, kemudian membuat dan
menentukan
titik koordinat dikerta HVS.
5.
Setelah
menggambar menentukanny, kemudian mengkreasikannya.
6. Kemudian setelah itu, mulailah mencari hasil dari mencari
titik koordinat.
7. setelah itu, mulai mengamati dan menganalisis peta
tersebut dan kemudian membuat laporan hasil dari praktikum dari titik koordinat.
6.
Hasil
dan Pembahasan
Hasil
No
|
Simbol
|
koordinat
|
Jarak terdekat
|
orientasi
|
keterangan
|
|||
Titik
|
Garis
|
Area
|
Utm
|
Geografi
|
||||
1
|
Desa
|
|
|
X = 3 21 500
|
B = 109 23’ 38,125’’
|
0,5 cm
|
B - U
|
80o
|
Y =91 57 000
|
L = 07 37’ 26,25’’
|
|||||||
2
|
Sekolah
|
|
|
X = 3 23 250
|
B =109 23’ 52,5’’
|
1,5 cm
|
B - U
|
60o
|
Y = 91 57 500
|
L = 07 37’ 15’’
|
|||||||
3
|
Masjid
|
|
|
X = 3 24 500
|
B = 109 24’ 500’’
|
0,5 cm
|
U - T
|
40o
|
Y = 91 57 870
|
L = 07 36’ 33,75’’
|
|||||||
4
|
Vihara
|
|
|
X = 3 21 850
|
B = 109 22’ 33,75’’
|
1 cm
|
T - S
|
73o
|
Y = 91 69 62,5
|
L = 07 30’ 33,75’’
|
|||||||
5
|
|
Jalan
setapak
|
|
X = 3 21 750
|
B = 109 31’ 33.75’’
|
0,5 cm
|
S - T
|
92o
|
Y = 91 67 750
|
L = 07 31 33,75’’
|
|||||||
6
|
|
Batas kecamatan
|
|
X = 3 31 500
|
B = 109 22’ 56,25’’
|
1,2 cm
|
B - U
|
100o
|
Y = 91 68 125
|
L = 07 31’ 52,5’’
|
|||||||
7
|
|
Jalan raya
|
|
X = 3 34 250
|
B = 109 29’ 52,5’’
|
1,4 cm
|
S - B
|
45o
|
Y = 01 62 125
|
L = 07 34’ 37,5’’
|
|||||||
8
|
|
|
sawah
|
X = 3 34 350
|
B = 109 29’ 50’’
|
1,6 cm
|
S - B
|
50o
|
Y = 91 66 750
|
L = 07 32’ 6’’
|
|||||||
9
|
|
|
Semak belukar
|
X = 3 33 750
|
B = 109 29’ 33,75’’
|
1 cm
|
U - T
|
75o
|
Y = 91 67 230
|
L = 07 31’ 41,25’’
|
|||||||
10
|
|
|
Ladang
|
X = 3 32 125
|
B = 109 28’ 35,625
|
2 cm
|
U - T
|
45o
|
Y = 91 57 270
|
L = 07 37’ 15’’
|
Pembahasan
Adapun hasil akhir dari praktikum ini adalah menentukan
titik koordinat pada sebagian wilayah.
Untuk itu langkah pertama yang dilakukan
adalah pengamatan dan pembatasan daerah objek praktikum.
yang
pertama.
Dalam
menentukan titik atau tempat dipeta, kita dapat melakukan beberapa cara,
diantaranya:
- Dengan cara Koordinat Geografi
- Dengan cara Koordinat Peta. Koordinat peta terdapat tiga cara penunjukan, yakni: cara koordinat 4 angka, cara koordinat 6 angka, dan cara koordinat 8 angka
- Dengan cara karvak
- Dengan cara titik pangkal, dan
- Dengan cara garis pangkal
Banyak juga
caranya kan? Penunjukan titik atau tempat dipeta yang kita sering dengar adalah
dengan cara koordinat geografi dan peta. Maka, dalam tulisan ini saya hanya
akan memaparkan dua cara itu.
Koordinat peta
terdapat tiga cara penunjukan, yakni: cara koordinat 4 angka, cara koordinat 6
angka, dan cara koordinat 8 angka.
1.
Cara 4 angka: digunakan untuk memperlihatkan posisi suatu tempat yang cukup
lebar, misalkan untuk menunjukan lokasi danau, telaga dsb. Jarak kira-kira 1000
meter (sisi bujur sangkar dibagi 1000)
2.
Cara 6 angka: digunakan untuk menunjukan lokasi yang sempit. Semisal, loksai
kemah, titik pertemuan (check poin) dll. Jarak 100 meter. (sisi bujursangkar
dibagi 10 bagian)
3.
Cara 8 angka: digunakan untuk menunjukan suatu titik, miasal titik triangulasi,
lokasi korban (sisi bujur sangkar dibagi 100)
Dalam
peta buatan Badan Koordinasi dan pemetaan Nasional (Bakorsurtanal), pada
dasarnya teknik pembacaan titik kordinat geografi dan titik koordinat peta
dijelaskan di peta, yakni dibagian kiri bawah peta.
Kita
mengawali dengan mencari titik objek seperti symbol-simbol seperti simbol
titik, garis dan area kemudian menentukan titik koordinat nya dengan dua jenis
yaitu koordinat dan UTM.
Setelah
mencari objek tentukan titik terdekat, orientasi dan keterangan pada UTM
terdapat dua garis x dan y pada geografis terdapat dua garis bujur dan lintang.
Sistem
koordinat geografi digunakan untuk menunjukkan suatu titik di Bumi berdasarkan
garis lintang dan garis bujur.
Garis lintang
yaitu garis vertikal yang mengukur sudut antara suatu titik dengan garis katulistiwa.
Titik di utara garis katulistiwa dinamakan Lintang Utara
sedangkan titik di selatan katulistiwa dinamakan Lintang Selatan.
Garis bujur
yaitu horizontal yang mengukur sudut antara suatu titik dengan titik nol di
Bumi yaitu Greenwich
di London
Britania Raya
yang merupakan titik bujur 0° atau 360° yang diterima secara internasional.
Titik di barat bujur 0° dinamakan Bujur Barat
sedangkan titik di timur 0° dinamakan Bujur Timur.
Suatu titik di Bumi dapat dideskripsikan dengan menggabungkan kedua pengukuran
tersebut.
7.
Kesimpulan
Koordinat adalah
pernyataan besaran geometrik yang menentukan posisi satu titik denganmengukur
besar vektor terhadap satu Posisi Acuan yang telah didefinisikan.Posisi acuan
dapat ditetapkan dengan asumsi atau ditetapkan dengan suatu
kesepakatanmatematis yang diakui secara universal dan baku. Jika penetapan
titik acuan tersebut secaraasumsi, maka sistim koordinat tersebut bersifat
Lokal atau disebut Koordinat Lokal dan jikaditetapkan sebagai kesepakatan
berdasar matematis maka koordinat itu disebut koordinat yangmempunyai sistim
kesepakatan dasar matematisnya.
Koordinat Geografi pada
Proyeksi UTM adalah salah satu transformasi geografi yangmempunyai referensi
Posisi Acuan dan arah yang sama yaitu Titik Pusat Proyeksi untuk posisidan arah
utara Grid di Meridian Pusat sebagai arah acuan. Permasalahan yang timbul
adalah :
Peta
selalu dibagi dalam kotak-kotak untuk membantu menentukan posisi dipeta dalam
hitungan koordinat. Koordinat adalah kedudukan suatu titik pada peta. Secara
teori, koordinat merupakan titik pertemuan antara absis dan ordinat. Koordinat
ditentukan dengan menggunakan sistem sumbu, yakni perpotongan antara
garis-garis yang tegak lurus satu sama lain.
Sistem
koordinat yang resmi dipakai ada dua macam yaitu
Koordinat Geografis (Geographical
Coordinate) ; Sumbu yan digunakan adalah garis
bujur (bujur barat dan bujur timur) yang tegak lurus dengan garis khatulistiwa,
dan garis lintang (lintang utara dan lintang selatan) yang sejajar dengan garis
khatulistiwa. Koordinat geografis dinyatakan dalam satuan derajat, menit dan
detik. Pada peta Bakosurtanal, biasanya menggunakan koordinat geografis sebagai
koordinat utama. Pada peta ini, satu kotak (atau sering disebut satu karvak)
lebarnya adalah 3.7 cm. Pada skala 1:25.000, satu karvak sama dengan 30 detik
(30″), da pada peta skala 1:50.000, satu karvak sama dengan 1 menit (60″).
Koordinat Grid (Grid Coordinate atau
UTM) ; Dalam koordinat grid, kedudukan suatu titik
dinyatakan dalam ukuran jarak setiap titik acuan. Untuk wilayah Indonesia,
titik acuan berada disebelah barat Jakarta (60 LU, 980 BT). Garis vertikal
diberi nomor urut dari selatan ke utara, sedangkan horizontal dari barat ke
timur. Sistem koordinat mengenal penomoran 4 angka, 6 angka dan 8 angka. Pada
peta AMS, biasanya menggunakan koordinat grid. Satu karvak sebanding dengan 2
cm. Karena itu untuk penentuan koordinat koordinat grid 4 angka, dapat langsung
ditentukan. Penentuan koordinat grid 6 angka, satu karvak dibagi terlebih dahulu
menjadi 10 bagian (per 2 mm). Sedangkan penentuan koordinat grid 8 angka dibagi
menjadi sepuluh bagian (per 1 mm).
8. Daftar
Pustaka
http://link-geo.blogspot.com/2009/08/anda-pasti-pernah-membaca-atau.html
( 20 Mei 2012, 20 .30 WIB )
http://smamuhammadiyah1tasikmalayageografi.blogspot.com/2010/04/titik-koordinat-peta.html
( 20 Mei 2012, 20 .30 WIB )
(Oleh: Drs. Rudi
Hartono, M.Si, KARTOGRAFI DASAR)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar