PERKEMBANGAN
OSEANOGRAFI DI DUNIA DAN DI INDONESIA
1. SEJARAH
PERKEMBANGAN DI DUNIA
Pengantar Sejarah Oseanografi
Oseanografi dapat
dikatakan sebagai salah satu ilmu pengetahuan terbaru, namun ilmu cabangnya
jika diaplikasikan dapat mempelajari dan merekam kejadian beberapa puluh tahun
yang lalu. Sejarah perkembangan ilmu ini diawali dari pelayaran pertama, para
navigator dan ahli kelautan mulai memperhatikan berbagai hal tentang laut
antara lain pasang surut, badai, arus dan gelombang yang membawa dan
menggerakkan rakit mereka selama berada di lautan. Selain
mengamati sifat fisik dari laut, mereka juga mengamati kondisi biota yang hidup
di laut terutama ikan. Mereka menangkap ikan untuk dimakan, namun tidak
menggunakan air laut untuk diminum karena mereka tau air laut itu asin dan
tidak dapat diminum.
Pada mulanya
pengetahuan tentang laut dibicarakan dari mulut ke mulut selama ribuan tahun
lalu dari mitos dan legenda yang ada. Tapi pada 850 SM para naturalis dan
filsuf mulai mancoba memahami tentang badan laut dari daratan. Karena orang
hanya dapat melihat laut tanpa ujung garis pantainya (dari darat), maka orang
berpendapat dan percaya bahwa dunia itu datar. Namun hal ini terpatahkan dengan
adanya pelayaran yang dilakukan oleh Columbus pada tahun 1400-an.
Columbus menyatakan
bumi ini bulat dan ¾ nya diselimuti oleh lautan.
Selanjutnya, oseanografi modern mulai
dijadikan ilmu pengetahuan sejak 130 tahun yang lalu yaitu pada akhir abad
ke-19. Amerika, Inggris dan Eropa meluncurkan ekspedisi untuk mengeksplorasi
arus laut, dasar laut dan kehidupan laut. Ekspedisi Challenger tahun 1872-1876
merupakan ekspedisi ilmiah pertama yang menjelajahi lautan dunia dan dasar
lautnya.
Pelaut Polinesia
Gambar
1. Peta Polinesia
Sekitar 30.000 tahun
yang lalu, di sepanjang garis pantai barat Samudra Pasifik -sekarang diantara
Australia dan Cina- orang-orang mulai bermigrasi ke arah timur melintasi hamparan
Samudra Pasifik. Migrasi ini dilakukan karena adanya perang suku, bencana alam
dan wabah penyakit. Selanjutnya orang Polinesia ini menjajah pulau-pulau di
selatan dan barat Pasifik, dari New Guinea di barat ke Fiji dan Samoa di tengah
selama 25.000 tahun lamanya. Mengapa demikian..? Timbul pertanyaan: “
Bagaimanakan orang Polinesia dapat berlayar menempuh jarak ribuan mil tanpa
kompas atau alat navigasi yang modern..?
Hal ini menunjukkan
bahwa orang Polinesia sanagt mengamati oseanografi dan hidup harmoni dengan
laut. Mereka mengamati keadaan laut selama berlayar, seperti keberadaan burung
dan kehidupan yang lainnya. Mereka juga merupakan orang pertama yang
menggunakan astronomi bintang untuk menavigasi mereka melewati laut. Mereka
juga merupakan orang pertama yang membuat peta navigasi atau disebut stick
chart.
Gambar 2. Lukisan
dari Hokule'a, perahu
Polinesia tradisional oleh seniman Greg Taylor
dari Pengiklan Honolulu
Laut Mediterania dan Mitos Kuno tentang
Samudra
Gambar 3. Peta Laut Mediterania yang
dibuat pada 1595 oleh Abraham
Ortelius, seorang pembuat peta Belanda.
Orang-orang yang
tinggal di sekitar Laut Mediterania mulai menjelajahi laut Pelaut dari Mesir
dan Fenisia memetakan garis pantai daerah untuk membangun beberapa rute perdagangan.
Pada awal peradaban Mediterania, termasuk orang-orang Yunani, telah banyak
mitos yang berkembang termasuk dewa dan dewi yang memerintah atas alam, seperti
Poseiden dengan tritonnya. Legenda Mediterania, seperti Jason dan Argonauts,
juga terlibat petualangan di laut besar dan berbahaya. Banyak peta lautan
dan garis pantai yang berasal dari daerah ini. Para pedagang Mediterania
membuat peta untuk membantu mereka mendapatkan jalur pelayaran yang tepat untuk
bolak-balik ke berbagai kota di pantai Mediterania.
Gambar 4. Contoh kapal yang digunakan
oleh Romawi dan Mesir di Laut Tengah
Sekitar 2.900 tahun
yang lalu, orang Yunani mulai keluar dari Mediterania melewati Selat Gibraltar
di ujung barat Laut Mediterania, yang memisahkan Eropa dari Afrika, dan
Mediterania dari Samudra Atlantik. Hanya di luar Selat Gibraltar, para pelaut
Yunani dapat melihat bagaiman pergerakan arus kuat yang bergerak dari utara ke
selatan. Karena pelaut hanya melihat arus sungai, mereka berpikir arus kuat itu
hanya bagian lain dari sungai yang lebih besar. Kata Yunani untuk sungai adalah
okeano, yang merupakan akar dari kata laut.
Eksplorasi Voyages dan Ilmu Pengetahuan
Eksplorasi Voyages dan Ilmu Pengetahuan

Sekitar 650 tahun yang lalu, penjelajah Eropa berlayar ke laut untuk menemukan rute perdagangan yang lebih cepat menuju kota-kota di Asia dan Eropa. Pangeran Henry seorang navigator dari Portugal mengakui pentingnya lautan untuk niaga dan kemudian mendirikan pusat belajar ilmu kelautan. Ini merupan lembaga oseanografi pertama.
Pada akhir tahun 1400-an Cristopher
Columbus menjadi orang Eropa pertama yang berlayar ke arah barat melintasi
Samudra Atlantik. Dan pada awal tahun 1500-an berlanjut dengan pelayaran
Ferdinand Magellan mengelilingi dunia. Awal tahun 1700-an beberapa negara Eropa
(Spanyol, Inggris, Prancis) berusaha memperluas kekuasaan mereka hingga ke
Hindia Timur melalui jalur lautan.
Gambar
5. Ferdinand Magellan
Perjalanan yang paling
terkenal yaitu pada tahun 1768 ketika HMS Endeavour meninggalkan Inggris dan
berlayar dibawah pimpinan Kapten James Cook. Lebih dari 10 tahun James Cook
telah memimpin tiga ekspedisi mengelilingi dunia dan membuat peta dari berbagai
daerah termasuk Australia, Selandia Baru dan Kepulauan Hawaii. Dia adalah
pelaut ulung, navigator dan ilmuwan yang selalu mengamati setiap perjalanan
pelayarannya dengan tajam. Dialah yang menyatakan bahwa kekurangan vitamin C
bagi para nelayan merupakan faktor yang menyebabkan banyak nelayan meninggal
selama pelayaran. Sehingga Cook selalu berlayar dengan membawa bekal berupa
acar kubis yang kaya akan vitamin C.
Selain sejarah para
pelaut yang panjang, sejarah lainnyapun ditorehkan oleh Harrison seorang
pembuat lemari berkebangsaan Inggris. Diawali pada tahun 1728, Harrison
membuiat jam pendulum untuk membantu mengetahui waktu, namun jamnya tidak
berfungsi dengan baik pada kapal yang sedang berlayar. Pada 1736 Harrison
membuat jam dengan pegas bukan dari pendulum dan berhasil. Akhirnya dengan alat
ini pelaut dapat mengetahui waktu dan jarak barat atau timur dari meridian
utama (0 derajat bujur). Jam yang terakhir ini telah diuji dalam pelayaran dari
Inggris ke Jamaika dan dapat berfungsi dengan baik.
Manusia tertarik pada lautan dapat
ditinjau kembali pada permulaan zaman peradaban manusia, ketika pengetahuan tentang
dunia dibatasi pada negara-negara dimana kapal-kapal pelaut dapat pergi dan
kembali. Pada waktu itu bentuk dari peta sangat penting artinya. Dimana bentuk
peta ini menjadi makin tepat begitu pelayaran menyeberangi lautan makin lama
makin menempuh jarak yang jauh dan sering dilakukan.
Pada abad keempat sebelum Masehi
seorang sarjana terkemuka bangsa Yunani, Aristoteles telah melakukan suatu
penelitian yang mendetail mengenai hewan-hewan dan tumbuh-tumbuhan laut. Dimana
dia secara cermat menjelaskan dan mengklasifikasikan organisme tersebut.
Akhirnya pada abad kesatu sebelum Masehi hubungan antara pasang dan letak dari
bulan telah dimengerti oleh manusia untuk pertama kali. Pengertian ini
mendorong manusia mampu untuk membuat ramalan yang tepat.
Pelayaran-pelayaran besar juga sama
pentingnya dalam memetakan garis pantai dan lautan-lautan dunia dalam
perkembangan sejarah berikutnya. Sebagai contoh, Ferdinando Magelhaens telah
mengadakan suatu pelayaran mengelilingi dunia pada abad keempat belas setelah Masehi.
Dia telah membuktikan bahwa bumi ini berbentuk bulat, tidak datar seperti yang
diperkirakan oleh orang banya pada waktu sebelumnya. Pada abad kedelapan belas
seorang bangsa inggris yang bernama James Cook membuat seluruh peta dari lautan
Pasifik dan memperlihatkan adanya sebuah daratan yang terletak pada bagian
Selatan Kutub yang selalu tertutup oleh es. Beberapa ekspedisi oseanografi
penting lainnya telah dilakukan oleh Challenger(1872-1875), Gazelle
(1874-1876), Vitiaz (1886-1889), dan Meteor (1925-1927).
Ekspedisi Challenger khususnya telah
membuat sebuat bantuan tambahan pengetahuan yang penting. Dimana mereka telah
mengadakan pelayaran sejauh 68.890 mil laut, membuat 492 kali pengukuran
kedalaman, 133 kali pengambilan contoh dasar laut dan mengumpulkan data-data
iklim, arus laut, suhu laut, komposisi air laut dan contoh-contoh sedimen dasar
dari 362 statiun penelitian yang berbeda.
Pada saat ini ilmu oseanografi
merupakan suatu cabang ilmu pengetahuan yang berkembang secara cepat dan
membutuhkan ongkos yang mahal dan sering bersangkutan dengan kerjasama
internasional. Kapal-kapal penelitian oseanografi sekarang telah dilengkapi
dengan alat-alat rumit yang dapat mengumpulkan data fisika, kimia dan biologi
secara cepat, tepat dan jelas.
Data dan inforamasi dari satelit
yang selalu mengelilingi bumi juga menjadi begitu penting artinya dalam
melengkapi data-data tentang gejala arus laut dan pertukaran panas dimana hal
ini merupakan suatu pekerjaan yang sulit untuk dilakukan dimasa lalu.
Sebagai cabang ilmu yang masih relatif muda dan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi lainnya diharapakan ilmu oseanografi dapat berkembang juga dengan cepat sehingga dapat dipergunakan untuk kepentingan manusia dan alam.
Sebagai cabang ilmu yang masih relatif muda dan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi lainnya diharapakan ilmu oseanografi dapat berkembang juga dengan cepat sehingga dapat dipergunakan untuk kepentingan manusia dan alam.
Manusia pertama kali memperoleh ilmu mengenai gelombang dan
arus laut dan samudra pada zaman prasejarah. Pengamatan terhadap pasang laut dicatat oleh Aristoteles dan Strabo. Penjelajahan samudra modern awal dilakukan untuk
kartografi dan hanya terbatas hingga permukaannya saja dan makhluk-makhluk yang
terjaring oleh nelayan, meski pada masa itu pengukuran kedalaman laut
menggunakan timah sudah dilakukan.
Meski Juan Ponce de León pada tahun 1513 merupakan orang yang pertama kali
mengidentifikasi keberadaan Arus Teluk yang dikenal baik oleh para pelaut,
justru Benjamin Franklin yang melakukan studi ilmiah pertama mengenai arus ini dan
memberi nama "Arus Teluk". Franklin mengukur suhu air pada beberapa
pelayarannya melintasi Atlantik dan secara tepat menjelaskan sebab Arus Teluk.
Franklin dan Timothy Folger menerbitkan peta Arus Teluk pertama pada tahun
1769-1770.[1][2]
Ketika Louis Antoine de
Bougainville
(berlayar antara 1766 dan 1769) dan James Cook (berlayar sejak 1768 sampai 1779)
melakukan penjelajahan mereka di Pasifik Selatan, informasi mengenai samudra itu
sendiri membentuk bagian dari laporan-laporan mereka. James Rennell menulis buku tes ilmiah pertama mengenai
arus di samudra Atlantik
dan Hindia
pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19. Sir James Clark Ross melakukan penggaungan modern
pertama di laut dalam pada tahun 1840, dan Charles Darwin menerbitkan karya ilmiah mengenai terumbu dan pembentukan atol sebagai hasil dari pelayaran kedua HMS Beagle pada tahun 1831-6. Robert FitzRoy menerbitkan empat volume laporan
mengenai tiga pelayaran Beagle. Tahun 1841–1842, Edward Forbes melakukan pengerukan di Laut Aegean yang menghasilkan penemuan ekologi
laut.
Sebagai pengawas pertama United States Naval Observatory (1842–1861), Matthew Fontaine Maury menghabiskan waktunya untuk
mempelajari meteorologi laut, navigasi, dan memetakan angin dan arus kuat.
Karyanya tahun 1855, Physical Geography of the Sea, adalah buku teks
oseanografi pertama. Banyak negara yang mengirimkan hasil penelitian
oseanografi ke Maury di Naval Observatory, tempat ia dan teman-temannya menilai
informasi tersebut dan memberikan hasilnya ke seluruh dunia.[3]
Lembah curam di balik landas kontinen ditemukan tahun 1849. Peletakan kabel telegraf
transatlantik
pertama berhasil dilakukan pada Agustus 1858 yang membenarkan keberadaan pegunungan tengah
samudra atau
"plato telegraf" bawah laut. Setelah pertengahan abad ke-19, para
ilmuwan mulai memproses berbagai informasi baru mengenai botani dan zoologi
darat.
Tahun 1871, dengan rekomendasi dari Royal Society di London, pemerintah Britania Raya
mendanai sebuah ekspedisi untuk menjelajahi samudra dunia dan melakukan
penyelidikan ilmiah. Dengan bantuan tersebut, Charles Wyville
Thompson dan Sir John Murray dari Skotlandia meluncurkan penjelajahan
Challenger
(1872–1876). Hasilnya diteritkan dalam 50 volume yang mencakup aspek biologi,
fisika dan geologi. 4.417 spesies baru ditemukan.
Bangsa-bangsa Eropa dan Amerika yang lain juga mengirim ekspedisi
ilmiah, termasuk oleh para individu dan institusi swasta. Kapal khusus
oseanografi pertama, "Albatros", dibangun tahun 1882. Ekspedisi
Atlantik Utara tahun 1910 selama empat bulan yang dipimpin Sir John Murray dan Johan Hjort merupakan proyek penelitian
oseanografi dan zoologi laut paling ambisius pada masa itu, dan mendorong
terbitnya buku klasik The Depths of the Ocean pada tahun 1912.
Berbagai institusi oseanografi yang berkecimpung dalam ilmu
oseanografi didirikan. Di Amerika Serikat, ada Scripps Institution of Oceanography pada tahun 1892, Woods Hole
Oceanographic Institution
tahun 1930, Virginia Institute
of Marine Science
tahun 1938, Lamont-Doherty
Earth Observatory
di Columbia University, dan School of Oceanography di University of Washington. Di Britania Raya, ada sebuah institusi peneilitian
besar bernama National
Oceanography Centre, Southampton yang merupakan penerus bagi Institute of Oceanography. Di Australia, CSIRO Marine and
Atmospheric Research,
disebut CMAR, adalah pusat oseanografi terdepan di negara ini. Pada tahun 1921,
Biro Hidrografi
Internasional
(IHB) didirikan di Monako.
Arus
samudra (1911)
Tahun 1893, Fridtjof Nansen membiarkan kapalnya
"Fram" membeku di lautan es Arktik. Hasilnya, ia mampu memperoleh
data oseanografi serta meteorologi dan astronomi. Organisasi oseanografi
internasional pertama dibentuk tahun 1902 dengan nama Dewan Penjelajahan
Laut Internasional.
Pengukuran kedalaman laut akustik pertama dilakukan tahun
1914. Antara 1925 dan 1927, ekspedisi "Meteor" menghasilkan 70.000
pengukuran kedalaman lautan menggunakan pemancar gaung ketika menyelidiki Pegunungan Atlantik
Tengah.
Pegunungan Global Raya yang membentang sepanjang Pegunungan Atlantik Tengah
ditemukan oleh Maurice Ewing dan Bruce Heezen tahun 1953, sementara untaian
pegunungan di bawah Arktik ditemukan tahun 1954 oleh Arctic Institute of the
USSR. Teori penyebaran dasar laut muncul pada tahun 1960 dan dicetuskan oleh Harry Hammond Hess. Proyek Pengeboran
Samudra dimulai
tahun 1966. Ventilasi laut dalam ditemukan tahun 1977 oleh John Corlis dan Robert Ballard menggunakan kapal selam "Alvin".
Pada 1950-an, Auguste Piccard menemukan batiskap dan menggunakan "Trieste" untuk menyelidiki kedalaman lautan. Kapal selam
nuklir Nautilus melakukan perjalanan pertamanya di bawah es menuju Kutub
Utara pada 1958. Pada 1962, FLIP (Floating Instrument Platform), sebuah
pelampung spar setinggi 355 kaki diapungkan untuk pertama kalinya.
Kemudian, pada 1966, Kongres AS membentuk National Council for Marine Resources and
Engineering Development. NOAA ditugaskan menjelajahi dan
mempelajari segala aspek oseanografi di Amerika Serikat. Kongres juga membentuk
National Science Foundation untuk menghadiahkan dana Sea Grant College kepada
para peneliti multi-disiplin dalam bidang oseanografi.[4][5]
Sejak 1970-an, telah muncul berbagai tekanan penerapan
komputer berskala besar terhadap oseanografi agar prediksi numerik kondisi
lautan dapat dilakukan dan menjadi bagian dari prediksi perubahan lingkungan
secara keseluruhan. Sebuah jaringan pelampung oseanografi diapungkan di Pasifik
untuk memudahkan peramalan peristiwa-peristiwa akibat El Niño.
Pada 1990, World Ocean
Circulation Experiment
(WOCE) dilaksanakan yang berlangsung hingga 2002. Data pemetaan dasar laut
Geosat mulai tersedia pada tahun 1995.
Tahun 1942, Sverdrup dan Fleming menerbitkan "The
Ocean" yang menjadi karya ilmiah terkenal. "The Sea" (tiga
volume yang membahas oseanografi gisik, air laut dan geologi) disunting oleh M.
N. Hill dan diterbitkan tahun 1962, sementara "Encyclopedia of
Oceanography" karya Rhodes Gairbridge diterbitkan tahun 1966.
Hubungan dengan atmosfer
Ilmu yang mempelajari lautan terhubung dengan pemahaman
terhadap perubahan iklim global, potensi pemanasan global dan masalah biosfer terkait. Atmosfer dan lautan
terhubung karena adanya penguapan dan curah hujan serta fluks termal (dan insolasi matahari). Tekanan angin adalah penggerak utama arus samudra, sementara samudra adalah penyerap karbon dioksida di atmosfer.
Our planet is invested with two great oceans; one visible,
the other invisible; one underfoot, the other overhead; one entirely envelopes
it, the other covers about two thirds of its surface.
Cabang
Sistem
frontal oseanografi belahan Bumi selatan
Ilmu
oseanografi dibagi menjadi beberapa cabang:
- Oseanografi biologi, atau biologi laut, adalah ilmu yang mempelajari tumbuhan, hewan dan mikroba lautan dan interaksi ekologisnya dengan samudra;
- Oseanografi kimia, atau kimia laut, adalah ilmu yang mempelajari kimia lautan dan interaksi kimiawinya dengan atmosfer;
- Oseanografi geologi, atau geologi laut, adalah ilmu yang mempelajari geologi dasar samudra, termasuk tektonik lempeng dan paleoseanografi;
- Oseanografi fisik, atau fisika laut, mempelajari atribut fisik lautan yang meliputi struktur suhu-salinitas, pencampuran, gelombang, gelombang internal, pasang laut permukaan, pasang laut internal, dan arus.
Cabang-cabang ini menggambarkan fakta bahwa banyak
oseanograf yang pertama kali dilatih ilmu pasti atau matematika, kemudian fokus kepada penerapan
ilmu dan kemampuan interdisipliner oseanografi mereka.[6]
Data yang diperoleh dari kerja keras pada oseanograf
digunakan dalam teknik kelautan, dalam desain dan pembangunan pengeboran minyak
lepas pantai,
kapal, pelabuhan, dan struktur lain yang memungkinkan manusia memanfaatkan
lautan dengan aman.
Pengelolaan data oseanografi adalah disiplin ilmu yang
menjamin bahwa data oseanografi masa lalu dan sekarang tersedia bagi para
peneliti.
Oseanografi
terdiri dari dua kata: oceanos yang berarti laut dan graphos yang
berarti gambaran atau deskripsi (bahasa Yunani). Secara sederhana kita dapat
mengartikan oseanografi sebagai gambaran atau deskripsi tentang laut. Dalam
bahasa lain yang lebih lengkap, oseanografi dapat diartikan sebagai studi dan
penjelajahan (eksplorasi) ilmiah mengenai laut dan segala fenomenanya. Laut
sendiri adalah bagian dari hidrosfer. Seperti kita ketahui bahwa bumi terdiri
dari bagian padat yang disebut litosfer, bagian cair yang disebut hidrosfer dan
bagian gas yang disebut atmosfer. Sementara itu bagian yang berkaitan dengan
sistem ekologi seluruh makhluk hidup penghuni planet Bumi dikelompokkan ke
dalam biosfer.
Secara
umum, oseanografi dapat dikelompokkan ke dalam 4 (empat) bidang ilmu utama yaitu:
geologi oseanografi yang mempelajari lantai samudera atau litosfer di bawah
laut; fisika oseanografi yang mempelajari masalah-masalah fisis laut seperti
arus, gelombang, pasang surut dan temperatur air laut; kimia oseanografi yang
mempelajari masalah-masalah kimiawi air laut dan yang terakhir biologi
oseanografi yang mempelajari masalah-masalah yang berkaitan dengan flora dan
fauna di laut.
1.
Sejarah Terbentuknya Laut
Bumi
dilahirkan sekitar 4,5 milyar tahun yang lalu. Menurut ceritanya, tata surya kita
yang bernama Bima Sakti, terbentuk dari kumpulan debu (nebula) di angkasa raya
yang dalam proses selanjutnya tumbuh menjadi gumpalan bebatuan dari mulai yang
berukuran kecil hingga seukuran asteroid dengan radius ratusan kilometer.
Bebatuan angkasa tersebut selanjutnya saling bertabrakan, dimana awalnya
tabrakan yang terjadi masih lambat. Akibat adanya gaya gravitasi, bebatuan
angkasa yang saling bertabrakan itu saling menyatu dan membentuk suatu massa
batuan yang kemudian menjadi cikal bakal (embrio) bumi.
Lama
kelamaan dengan semakin banyaknya bebatuan yang menjadi satu tersebut, embrio
bumi tumbuh semakin besar. Sejalan dengan semakin berkembangnya embrio bumi
tersebut, semakin besar pula gaya tarik gravitasinya sehingga bebatuan angkasa
yang ada mulai semakin cepat menabrak permukaan embrio bumi yang sudah tumbuh
semakin besar itu. Akibat tumbukan2 yang sangat dahsyat tersebut timbulah
ledakan2 yang sudah pasti sangat dahsyat pula yang mengakibatkan terbentuknya
kawah2 yang sangat besar dan pelepasan panas secara besar2an pula.
Laut
sendiri menurut teori sejarahnya terbentuk 4,4 milyar tahun yang lalu, dimana
awalnya bersifat sangat asam dengan air yang mendidih (dengan suhu sekitar
100C) karena panasnya bumi pada saat itu. Asamnya air laut terjadi karena saat
itu atmosfer bumi dipenuhi oleh karbon dioksida. Keasaman air inilah yang
menyebabkan tingginya pelapukan yang terjadi yang menghasilkan garam-garaman
yang menyebabkan air laut menjadi asin seperti sekarang ini. Pada saat itu,
gelombang tsunami sering terjadi karena seringnya asteroid menghantam bumi.
Pasang surut laut yang terjadi pada saat itu bertipe mamut alias 'ruar biasa'
tingginya karena jarak bulan yang begitu dekat dengan bumi.
Sebelum
kita lanjutkan pembahasannya, ada satu pertanyaan yang mengganjal yang perlu
diajukan di sini, yaitu "dari mana air yang membentuk lautan di bumi itu
berasal?" Itu pertanyaan yang sukar dijawab, dan para ahli sendiri
memiliki beberapa versi tentang hal itu. Salah satu versi yang pernah saya baca
adalah bahwa pada saat itu, bumi mulai mendingin akibat mulai berkurangnya
aktivitas vulkanik, disamping itu atmosfer bumi pada saat itu tertutup oleh
debu-debu vulkanik yang mengakibatkan terhalangnya sinar matahari untuk masuk
ke bumi. Akibatnya, uap air di atmosfer mulai terkondensasi dan terbentuklah
hujan. Hujan inilah (yang mungkin berupa hujan tipe mamut juga) yang mengisi
cekungan-cekungan di bumi hingga terbentuklah lautan.
Secara
perlahan-lahan, jumlah karbon dioksida yang ada diatmosfer mulai berkurang akibat
terlarut dalam air laut dan bereaksi dengan ion karbonat membentuk kalsium
karbonat. Akibatnya, langit mulai menjadi cerah sehingga sinar matahari dapat
kembali masuk menyinari bumi dan mengakibatkan terjadinya proses penguapan
sehingga volume air laut di bumi juga mengalami pengurangan dan bagian-bagian
di bumi yang awalnya terendam air mulai kering. Proses pelapukan batuan terus
berlanjut akibat hujan yang terjadi dan terbawa ke lautan, menyebabkan air laut
semakin asin.
Pada
3,8 milyar tahun yang lalu, planet bumi mulai terlihat biru karena laut yang
sudah terbentuk tersebut. Suhu bumi semakin dingin karena air di laut berperan
dalam menyerap energi panas yang ada, namun pada saai itu diperkirakan belum
ada bentuk kehidupan di bumi. Kehidupan di bumi, menurut para ahli, berawal
dari lautan (life begin in the ocean). Namun demikian, masih merupakan
perdebatan hangat hingga saat ini kapan tepatnya kehidupan awal itu terjadi dan
di bagian lautan yang mana? apakah di dasar laut ataukah di permukaan? Hasil penemuan
geologis pada tahun 1971 pada bebatuan di Afrika Selatan (yang diperkirakan
berusia 3,2 s.d. 4 milyar tahun) menunjukkan adanya fosil seukuran beras dari
bakteri primitif yang diperkirakan hidup di dalam lumpur mendidih di dasar laut
(bahan bacaan: Prager, Ellen J, and Sylvia A. Earle, The Oceans, 2000,
McGraw-Hill).
Seperti
kita ketahui, lebih dari 70% bagian dari planet Bumi ditutupi oleh air (dimana
sebagian besarnya adalah lautan). Air laut bergerak secara terus-menerus
mengelilingi Bumi dalam suatu sabuk aliran yang sangat besar yang biasa disebut
sebagai global conveyor belt, bergerak dari permukaan ke dalam samudera dan
kembali lagi ke permukaan. Angin, salinitas dan temperatur air laut mengontrol
sabuk aliran global ini.
Sabuk
aliran inilah yang berperan memindahkan energi panas yang dipancarkan oleh
Matahari ke Bumi. Pergerakan air laut mengelilingi Bumi dalam suatu sabuk
aliran global memerlukan waktu yang sangat lama yaitu sekitar 1000 tahun.
Pergerakan ini dapat dibagi ke dalam dua bagian yaitu:
a.
sirkulasi yang dibangkitkan oleh perbedaan densitas air laut, dimana densitas
air laut bergantung pada harga temperatur dan salinitasnya. Sirkulasi ini biasa
disebut sebagai sirkulasi termohalin (dari kata thermo yang berarti energi
panas dan haline yang berarti garam).
b.
sirkulasi yang dibangkitkan oleh angin permukaan yang mengakibatkan adanya arus
permukaan laut. Salah satu contoh dari arus yang dibangkitkan oleh angin
adalah arus Gulf Stream.
Lautan
juga berperan menangkap karbon dioksida (CO2) dari atmosfer dalam jumlah yang
sangat besar. Sekitar seperempat CO2 yang dihasilkan oleh manusia dari hasil
pembakaran bahan bakar fosil diserap dan disimpan di lautan. Di beberapa bagian
laut, CO2 dapat tersimpan hingga berabad-abad lamanya dan berperan sangat besar
dalam mengurangi pemanasan global.
Oseanografi
merupakan ilmu yang mempelajari tentang lautan. Mempelajari oseanografi dalam
kaitannya dengan geografi, tidak semata-mata mempelajari oseanografi sebagai
ilmu murni. Oseanografi merupakan ilmu yang terdiri dari beberapa ilmu
pendukung, diantaranya :
a.
Fisika Oseanografi yaitu ilmu yang mempelajari tentang sifat fisikayangterjadi
dalam lautan dan yang terjadi antara lautan dengan atmosfer dan daratan.
b.
Geology Oseanografi, yaitu ilmu yang mempelajari asal lautan yangtelah berubah
dalam jangka waktu yang sangat lama, termasuk didalamnya penelitian tentang
lapisan kerak bumi, gunung api dan terjadinya gempa bumi.
c.
Kimia Oceanography, yaitu ilmu yang berhubungan dengan reaksi kimia yang
terjadi di dalam dan didasar laut serta menganalisa sifat air laut
d.
Biologi Oseanografi, yaitu ilmu yang mempelajari semua organisme yang hidup di
lautan.
e.
Hidrologi , klimatologi dan ilmu lainnya.
2.
Perkembangan Oseanografi
Perkembangan
oseanografi dimulai ketika manusia mulai tertarik pada lautan diawal peradaban
manusia.
a.
Abad ke 4 SM, ARISTOTELLES melakukan penelitian tentang hewan dan tumbuhan laut
: tentang penjelasan dan klasifikasi organisma laut.
b.
Abad ke 1 SM, orang-orang mulai mengamati gerak pasang dan letak daribulan
pertama yang digunakan untuk membuat ramalan.
c. Abad
14 M, FERDINAND MAGELHAENS mengadakan
pelayarankeliling dunia, dengan maksud membuktikan bahwa bumi bulat.
d.
Abad 18 M, JAMES COOK membuat sebuah peta dari lautan pasifik dan
memperlihatkan adanya sebuah daratan yang terletak pada bagian selatan kutub
yang selalu tertutup es.
3.
Proses Terbentuknya Lautan Di Dunia
a.
Hipotesis
Pergeseran
Benua (bahasa Inggris: continental drift ) merupakan gagasan yang
dituangkan Alfred L. Wegener pada hipotesisnya yang dituangkan dalam buku
berjudul The Origin of Continent and Oceans(1912). Isinya, benua tersusun dari
batuan sial yang terapung pada batuan sima yang lebih besar berat jenisnya.
Pergerakan benua itu menuju khatulistiwa dan juga ke arah barat. Hipotesis
utamanya adalah di bumi pernah ada satu benua raksasa yang disebutPangaea
(artinya "semua daratan") yang dikelilingi oleh Panthalassa
("semua lautan").Selanjutnya, 200 juta tahun yang lalu Pangaea pecah
menjadi benua-benua yang lebih kecil yang kemudian bergerak menuju ke tempatnya
seperti yang dijumpai saat ini. Beberapa ilmuwan dapat menerima konsep ini
namun sebagian besar lainnya tidak dapat membayangkan bagaimana satu massa
benua yang besar dapat mengapung di atas bumi yang padat dan mengapa ini
terjadi. Pemahaman para ilmuwan pengkritik adalah bahwa gaya yang bekerja
pada bumi adalah gaya vertikal. Tidaklah mungkin gaya vertikal ini mampu
menyebabkan benua yang besar tersebut pecah. Pada masa itu belum dijumpai
bukti-bukti yang meyakinkan. Wegener mengumpulkan bukti lainnya berupa kesamaan
garis pantai, persamaaan fosil, struktur dan batuan. Namun, tetap saja usaha
Wegener sia-sia karena Wagener tidak mampu menjelaskan dan meyakinkan para ahli
bahwa gaya utama yang bekerja adalah gaya lateral bukan gaya vertikal.
b.
Tektonika lempeng
Lempeng-lempeng
tektonik di bumi barulah dipetakan pada paruh kedua abad ke-20. Teori Tektonika
Lempeng (bahasa Inggris: Plate Tectonics) adalah teori dalam bidang geologi
yang dikembangkan untuk memberi penjelasan terhadap adanya bukti-bukti
pergerakan skala besar yang dilakukan oleh litosfer bumi. Teori ini telah
mencakup dan juga menggantikan Teori Pergeseran Benua yang lebih dahulu
dikemukakan pada paruh pertama abad ke-20 dan konsep seafloor
spreading yang dikembangkan pada tahun 1960-an. Bagian terluar dari
interior bumi terbentuk dari dua lapisan.
Di
bagian atas terdapat litosfer yang terdiri atas kerak dan bagian teratas mantel
bumi yang kaku dan padat. Di bawah lapisan litosfer terdapat astenosfer
yang berbentuk padat tetapi bisa mengalir seperti cairan dengan sangat
lambat dan dalam skala waktu geologis yang sangat lamakarena viskositas dan
kekuatan geser (shear strength) yang rendah. Lebih dalam lagi,bagian mantel di
bawah astenosfer sifatnya menjadi lebih kaku lagi. Penyebabnya bukanlah suhu
yang lebih dingin, melainkan tekanan yang tinggi. Lapisan litosfer dibagi
menjadi lempeng-lempeng tektonik (tectonic plates).
Di
bumi,terdapat tujuh lempeng utama dan banyak lempeng-lempeng yang lebih kecil.
Lempeng-lempeng litosfer ini menumpang di atas astenosfer. Mereka bergerak
relatif satu dengan yang lainnya di batas-batas lempeng,
baik divergen (menjauh), konvergen (bertumbukan), ataupun
transform (menyamping). Gempa bumi, aktivitas vulkanik, pembentukan
gunung, dan pembentukan palung samudera semuanya umumnya terjadi didaerah
sepanjang batas lempeng. Pergerakan lateral lempeng lazimnya berkecepatan
50-100 mm/a.
Pada
awalnya bumi adalah sebuah bendayang merah-pijar, suhu Bumi akan menurun
menjadi seperti sekarang dalam beberapa puluh juta tahun. Dengan adanya sumber
panas yang baru ditemukan ini maka para ilmuwan menganggap masuk akal bahwa
Bumi sebenarnya jauh lebih tua dan intinya masih cukup panas untuk berada dalam
keadaan cair. Teori Tektonik Lempeng berasal dari Hipotesis Pergeseran Benua
(continental drift) yang dikemukakan Alfred Wegener tahun 1912 dan dikembangkan
lagi dalam bukunya The Origin of Continents and Oceans terbitan tahun 1915. Ia
mengemukakan bahwa benua-benua yang sekarang ada dulu adalah satu bentang muka
yang bergerak menjauh sehingga melepaskan benua-benua tersebut dari inti bumi
seperti 'bongkahan es' dari granit yang bermassa jenis rendah yang mengambang
di atas lautan basal yang lebih padat.
Namun,
tanpa adanya bukti terperinci dan perhitungan
gaya-gaya yang dilibatkan, teori ini dipinggirkan. Mungkin saja
bumi memiliki kerak yang padat dan inti yang cair, tetapi tampaknya tetap saja
tidak mungkin bahwa bagian-bagian kerak tersebut dapat bergerak-gerak. Di
kemudian hari, dibuktikanlah teori yang dikemukakan geolog Inggris Arthur
Holmes tahun 1920 bahwa tautan bagian-bagian kerak ini kemungkinan ada di bawah
laut. Terbukti juga teorinya bahwa arus konveksi di dalam mantel bumi adalah
kekuatan penggeraknya.
Bukti
pertama bahwa lempeng-lempeng itu memang mengalami pergerakan didapatkan dari
penemuan perbedaan arah medan magnet dalam batuan-batuan yang
berbeda usianya. Penemuan ini dinyatakan pertama kali pada sebuah simposium di
Tasmania tahun 1956. Mula-mula, penemuan ini dimasukkan ke dalam
teori ekspansi bumi, namun selanjutnya justru lebih mengarah ke
pengembangan teori tektonik lempeng yang menjelaskan pemekaran (spreading)
sebagai konsekuensi pergerakan vertikal (upwelling) batuan, tetapi
menghindarkan keharusan adanya bumi yang ukurannya terus membesar atau
berekspansi (expanding earth) dengan memasukkan zona
subduksi /hunjaman (subduction zone), dan sesar translasi (translation
fault).
Pada
waktu itulah teori tektonik lempeng berubah dari sebuah teori yang radikal
menjadi teori yang umum dipakai dan kemudian diterima secara luas di kalangan
ilmuwan. Penelitian lebih lanjut tentanghubungan antara seafloor
spreading dan balikan medan magnet bumi (geomagnetic reversal) oleh geolog
Harry Hammond Hess dan oseanograf Ron G. Mason menunjukkan dengan
tepat mekanisme yang menjelaskan pergerakan vertikal batuan yang baru.
Seiring
dengan diterimanya anomali magnetik bumi yang ditunjukkan dengan
lajur-lajur sejajar yang simetris dengan magnetisasi yang sama di dasar
laut pada kedua sisimid-oceanic ridge, tektonik lempeng menjadi diterima secara
luas. Kemajuan pesat dalamteknik pencitraan seismik mula-mula di dalam dan
sekitar zona Wadati-Benioff danberagam observasi geologis lainnya tak
lama kemudian mengukuhkan tektonik lempengsebagai teori yang memiliki kemampuan
yang luar biasa dalam segi penjelasan dan prediksi. Penelitian
tentang dasar laut dalam, sebuah cabang geologi kelautan yang
berkembang pesat pada tahun 1960-an memegang peranan penting dalam
pengembangan teori ini.
Sejalan
dengan itu, teori tektonik lempeng juga dikembangkan pada akhir 1960-an
dan telah diterima secara cukup universal di semua disiplin ilmu,
sekaligus juga membaharui dunia ilmu bumi dengan memberi penjelasan bagi
berbagai macam fenomena geologis dan juga implikasinya di dalam bidang
lain seperti paleogeografi dan paleobiologi.
2. SEJARAH
PERKEMBANGAN OSEANOGRAFI INDONESIA
Penelitian
oseanografi di Indonesia pertama kali dilakukan tahun 1904 oleh KONINGSBENSER,
ketika mendirikan laboratorium Perikanan di Jakarta. Lab ini tahun 1919 di ubah
menjadi Lab. Biologi Laut, dan akhirnya sejak tahun 1970 menjadi Lembaga
Oseanologi Nasional.
Negara
kepulauan Indonesia kaya dengan beragam sumber daya laut dan pesisir. Bermacan
jenis ikan, burung laut, termbu karang, mangrove, dan biota lainnya hidup di
laut yang terbentang di antara ribuan pulau. Berbagai tipe pantai, teluk,
angin, gelombang, mineral dan sumber daya lainnya terhampar luas di pesisir dan
laut lepas. Kekayaan sumberdaya tersebut bukan saja menjadi penghidupa bagi
penduduk di sekitar laut tetapi juga mendatangkan pendapatan dan devisa bagi
negara.
Dengan
demikian laut dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan antara lain seperti
yang disebutkan di bawah ini :
1. Bidang
transportasi
2.
Perikanan
3.
Pertambangan
4. Bahan
baku obat-obatan
5. Potensi
energi
6.
Rekreasi dan pariwisata
7.
Pendidikan dan penelitian
8.
Konservasi alam
9.
Pertahanan dan keamanan nasional, dsb
DAFTAR
PUSTAKA
Sumber : Sahala hutabarat, Pengantar
Oseanografi, UI-Press
http://kuliahitukeren.blogspot.com/2011/12/perkembangan-oseanografi-di-indonesia.html
BEBERAPA
EKSPEDISI KELAUTAN YANG TERKENAL DI DUNIA
1.
Penemuan
Arus Teluk oleh Benjamin Franklin
Benjamin Franklin adalah seorang
negarawan dan diplomat untuk Amerika Serikat yang baru dibentuk, serta seorang
penulis produktif dan penemu. Franklin membantu rancangan, dan kemudian
ditandatangani, Deklarasi Kemerdekaan tahun 1776, dan menjadi delegasi untuk
Konvensi Konstitusi pada 1787. Sebagai pemimpin sipil, ia memulai sejumlah
program baru di Philadelphia, termasuk pemadam kebakaran, asuransi kebakaran,
perpustakaan, dan universitas.
Selain sebagai seorang negarawan
terkenal dan diplomat, Benjamin Franklin juga merupakan seorang ilmuwan
terkenal Amerika. Dia berkontribusi di bidang oseanografi pada pertengahan
tahun 1700 sampai akhir 1700-an dengan membuat serta menyusun pengamatan baik
arus laut di lepas Pantai Timur AS. Dia sangat tertarik dengan Arus Teluk,
yaitu arus laut hangat yang bergerak cepat yang bergerak dari Florida, di
sepanjang lereng benua dari Pantai Timur AS, dan kemudian membungkuk ke arah
timur melintasi Atlantik Utara sampai ke Eropa. Franklin was the first to refer
to the Gulf Stream as a “river in the ocean.” As Deputy Postmaster General of
the American colonies, Franklin promoted using the Gulf Stream to speed up
delivery of mail from America to Europe, as well as to improve other commercial
shipping.
Franklin adalah orang pertama yang
mengacu pada Gulf Stream sebagai “sungai di laut”. Sebagai Wakil
Postmaster Jenderal koloni-koloni Amerika, Franklin dipromosikan menggunakan
Gulf Stream untuk mempercepat pengiriman surat dari Amerika ke Eropa, serta
untuk meningkatkan pengiriman komersial lainnya.
Arus
Teluk bukan
merupakan "sungai di laut" sebenarnya seperti yang Franklin pikir.
But the waters that make up the Gulf Stream are “channeled” into a certain
direction and speed by many factors-including prevailing winds, the rotation of
the planet, and colder currents around and below the Gulf Stream. Tapi air yang
membentuk Gulf Stream yang "disalurkan" ke arah tertentu dan
kecepatan dengan factor, termasuk banyak angin yang berlaku, rotasi bumi, dan
arus dingin di sekitar dan di bawah Gulf Stream.
Peta Gulf Stream dalam buku oleh Benjamin Franklin, 1769. Arus Teluk digambarkan sebagai petak abu-abu gelap yang berjalan di sepanjang pantai timur yang sekarang Amerika Serikat.
Jumlah
air yang dicatat di Gulf Stream sama dengan hampir 100 juta meter kubik
per detik, yang hampir 100 kali aliran gabungan dari semua sungai di Bumi!
Kecepatan Arus Teluk bisa setinggi 5 knot. Sekarang Anda dapat melihat mengapa
kapal menuju utara dan ke timur melintasi Atlantik Utara mencoba untuk tinggal di
saat ini. Ini hampir akan menggandakan kecepatan mereka, sehingga mereka bisa
menyelesaikan perjalanan mereka lebih cepat.
2.
Charles
Darwin dan Petualangan Beagle
Charles Darwin
Karir ilmiah Charles Darwin mulai dengan rendah hati. Pada
1831, di sumber badai, HMS Beagle, sebuah kapal perang Inggris, meninggalkan
Devonport Inggris untuk sebuah ekspedisi pemetaan
garis pantai Amerika Selatan dan untuk melaksanakan survei kronometer di
seluruh dunia. Darwin awalnya merupakan seorang naturalis, meskipun ia tidak
memiliki pelatihan formal dan baru saja meninggalkan Cambridge University
karena ia tumbuh tertarik pada studinya. Tapi dia adalah seorang pengamat yang
sangat tajam dari dunia alam, dan ia tinggal pada saat terjadinya revolusi
pemikiran. Para ilmuwan yang tergesa-gesa memeriksa kembali pertanyaan lama,
seperti seberapa tuakah umur Bumi? Bagaimana berbagai ciri dari bentuk planet
ini bisa terbentuk? How old and diverse was Earth's animal life? Berapa usia
dan beragam kehidupan hewan bumi?
Sebuah gambar dari HMS Beagle. Diambil dari buku Darwin " The Voyage of the Beagle "
Darwin juga membuat pengamatan penting tentang geologi
pulau-pulau dan garis pantai yang dikunjunginya. Ia mengusulkan sebuah teori
tentang pembentukan atol.. Atol adalah terumbu karang yang membentuk
pulau-pulau kecil beserta laguna. Mereka kebanyakan ditemukan di Pasifik.
Contohnya adalah Bikini Atoll terletak di barat laut Hawaii. Darwin
mengemukakan bahwa dasar untuk atol adalah sebuah gunung berapi yang tenggelam
karena beratnya.. Sebagai gunung api yang tenggelam, terumbu karang yang
melingkari gunung berapi tumbuh ke atas. Selama tingkat di mana karang terus
tumbuh dengan cepat pulau itu tenggelam, maka pulau-pulau karang kecil akan
hidup di sebuah cincin sekitar cekung gunung berapi.
3.
The
Challenger Expedition
HMS
Challenger di St Thomas Harbor pada tahun 1876 mendekati akhir empat tahun
ekspedisi panjang untuk menjelajahi
lautan di dunia. The Challenger was the first true oceanographic research
vessel specifically designed to investigate the biology, geology and chemistry
of the oceans and seafloor. Penantangnya adalah kapal riset oseanografi pertama
yang khusus dirancang untuk menyelidiki biologi, geologi dan kimia dari lautan
dan dasar laut.
Oseanografi modern dimulai dengan Ekspedisi Challenger
antara 1872 dan 1876. Ini adalah ekspedisi pertama diselenggarakan khusus untuk
mengumpulkan data tentang berbagai fitur
laut, termasuk kimia air laut suhu laut,
arus, kehidupan laut, dan geologi dasar laut. Untuk ekspedisi, HMS
Challenger, seorang Angkatan Laut Inggris korvet (kapal perang kecil) diubah
menjadi kapal oseanografi pertama yang berdedikasi dengan laboratorium sendiri,
mikroskop dan peralatan ilmiah lainnya onboard. Ekspedisi ini dipimpin oleh
naturalis Inggris John Murray dan Skotlandia naturalis Charles Wyville
Thompson. Thompson sebelumnya dikeruk beberapa makhluk aneh dari dasar laut di
Atlantik Utara dan Laut Mediterania, dan penemuan ini membujuk pemerintah
Inggris untuk memulai sebuah ekspedisi di seluruh dunia untuk menjelajahi
kedalaman laut.
Ekspedisi Challenger meninggalkan Portsmouth, Inggris,
sebelum Natal tahun 1872. Kapal itu memiliki berbagai jenis sampler untuk
mengambil batu atau lumpur dari dasar laut, dan jaring untuk menangkap hewan
dari tingkat yang berbeda dalam laut. Challenger juga harus berbeda-mekanis
mesin derek digunakan untuk menurunkan dan mengangkat garis terdengar untuk
mengukur seberapa dalam laut itu. Pada setiap stasiun pengambilan sampel, para
kru menurunkan trawl, jaring dan sampler lain untuk kedalaman yang berbeda,
dari permukaan ke dasar laut, dan kemudian menarik mereka kembali di papan
sarat dengan binatang atau batu.
Penantang pertama berkelana ke
selatan dari Inggris ke Atlantik Selatan, dan kemudian di sekitar Tanjung
Harapan di ujung selatan Afrika. Kemudian melintasi menuju lautan luas dan
lautan yang sangat kasar dari Samudera Hindia selatan, melintasi Lingkaran
Antartika, lalu ke Australia dan Selandia Baru. Setelah itu, Challenger menuju
ke utara ke Kepulauan Hawaii, dan lalu ke selatan sekitar Cape Horn, di ujung
selatan Amerika Selatan di mana Samudra Pasifik dan Atlantik bertemu. Setelah
melaksanakan banyak eksplorasi di Atlantik, Challenger kembali ke Inggris pada
Mei 1876.
HMS Challenger
Crew Ekspedisi 243
Para ilmuwan 6
Durasi Ekspedisi 4 tahun
Jarak berlayar 127.000 km (68.890 mil)
Jumlah stasiun pengambilan sampel 362
Jumlah Soundings kedalaman dibuat 492
Jumlah kapal keruk diambil 133
Jumlah spesies baru hewan dan tumbuhan ditemukan 4,700
Di antara penemuan Ekspedisi Challenger adalah salah satu
bagian terdalam dari lautan - Palung Mariana di Pasifik barat, di mana dasar
laut mencapai 26.850 kaki, atau lebih dari 4 mil dalam (8.200 meter). Daerah
terdalam dari semua lautan itu dekat Challenger mendeteksinya dengan suara.
Sekarang disebut Challenger Deep dengan kedalaman 37.800 kaki (11.524 meter).
Ekspedisi ini juga mengungkapkan garis besar pertama dari bentuk cekungan laut,
termasuk kenaikan di tengah Samudra Atlantik yang sekarang kita kenal dengan
Mid-Atlantic Ridge. Para ilmuwan menyusun plot sistematis pertama untuk arus
dan suhu di lautan. The Challenger Expedition's exciting discoveries encouraged
other countries Penemuan yang menarik dari Ekspedisi Challenger mendorong
negara lain untuk mengambil bunga di lautan dan untuk ekspedisi mereka sendiri.
Pada
tahun 1855, Matthew Maury diterbitkan " The Physical Geography of the
Sea" yang sekarang dikreditkan sebagai "buku pertama oseanografi
modern" Perangkat di sisi kiri halaman yang terdengar instrumen untuk
mengukur kedalaman laut.
Pada 1847 Maury menerbitkan serangkaian grafik yang disebut
disebut Grafik Angin dan Lancar. Above is a part of one of the charts. Di atas
adalah bagian dari salah satu grafik. Matius Fontaine Maury dan Pangeran Albert
dari Monako Melakukan Pemetaan Pola arus di Samudra.
Pada pertengahan sampai akhir 1800-an, Matius Fontaine Maury
menjadi kepala Departemen Angkatan Laut Amerika Serikat dari Grafik dan
Instrumen - hanya untuk menemukan bahwa Angkatan Laut memiliki grafik sangat
sedikit dari lautan! Tapi hal itu memiliki gudang besar logbooks berdebu dari
kapal Angkatan Laut. In these logbooks, sea captains traveling the North
Atlantic had recorded their daily locations, as well the speeds and directions
of winds and currents. Dalam buku catatan, kapten laut bepergian Atlantik Utara
telah merekam lokasi mereka sehari-hari, serta kecepatan dan arah angin dan
arus.
Maury merealisasikan buku-buku yang terdapat tambang emas
informasi. Dengan menyusun catatan dari banyak kapal, dia melihat pola.
Dia membuat grafik dari arus laut dan angin yang membantu kapten untuk plot
alur laut terbaik untuk perjalanan mereka. Dia menambahkan rincian ke grafik
ini dengan meminta kapten pedagang untuk membuat pengamatan lebih dan mengirim
mereka untuknya. Dia juga meminta pelaut untuk menempatkan pesan dalam botol.
Pesan mencatat lokasi kapal saat botol itu dibuang ke laut. Ketika botol terdampar,
para pencari diminta untuk mengirim Maury catatan yang mengatakan kepadanya di
mana mereka menemukan botol. Dengan cara ini, Maury bisa menemukan pola laut
lebih rinci saat ini dan menambahkannya ke grafiknya.
Pada 1800-an dan awal 1900-an, Pangeran Albert dari Monako
menggunakan metode yang sama untuk mencari tahu apa yang terjadi pada Gulf
Stream saat mendekati Eropa. Dengan menyusun catatan yang ia terima dari
orang yang menemukan botol di darat, dia menetapkan bahwa Arus Teluk pecah di
Atlantik timur laut. Satu cabang kepala menuju Irlandia dan Inggris, sementara
bagian lain dari Gulf Stream kepala selatan melewati Spanyol dan Afrika,
dan kemudian kembali ke barat.
Pengetahuan Pangeran Albert mengenai
arus terbukti bermanfaat selama Perang Dunia I. Dia mampu menceritakan
bagaimana pejabat militer bagaimana ledakan tambang akan melayang di laut dan
di mana mereka akan mendarat. Pihak berwenang menemukan tambang di mana
Pangeran Albert telah memprediksi dan melucuti senjata mereka sebelum mereka
diledakan
4.
Vancouver - Ekspedisi Vancouver
George Vancouver
Vancouver - Ekspedisi Vancouver
George Vancouver Kapten George Vancouver RN yang lahir di King's Lynn, Norfolk,
England pada tanggal 22 Juni 1757 adalah seorang perwira Inggris dari Angkatan
Laut Britania Raya, yang terkenal dengan ekspedisi 1791-95, yang menjelajahi dan memetakan wilayah Pantai
Pasifik barat laut Amerika Utara, termasuk pantai-pantai Alaska, British Columbia, Washington dan Oregon. Ia
juga menjelajahi Kepulauan Hawaii dan pantai barat daya Australia.
Ekspedisi Vancouver (1791-1795)
adalah sebuah perjalanan yang memakan waktu selama lima tahun guna penjelajahan
dan diplomasi yang dipimpin oleh Kapten George Vancouver. Ekspedisi ini
bertujuan untuk mengelilingi bumi, menjelajahi lima benua dan merubah alur
sejarah bangsa asli dan beberapa kekaisaran Eropa dan kolonisasi di Amerika.
Penjelajahan ini beberapa kali melibatkan antara dua dan empat kapal, dan
berawak hingga 153 orang, seluruh awak kecuali enam orang kembali dengan selamat.
Karya oleh George Vancouver - Voyage
Of Discovery To The North Pacific Ocean, And Round The World In The Years
1791–95, by George Vancouver ISBN 0-7812-5100-1. Ditulis asli oleh Vancouver
dan diselesaikan oleh saudara laki-lakinya John dan diterbitkan tahun 1798.
Disunting pada tahun 1984 oleh W. Kaye Lamb dan dinamai-ulang The Voyage of
George Vancouver 1791–1795; diterbitkan oleh Hakluyt Society di London,
England. George Vancouver Meninggal pada 10 Mei 1798 pada umur 40 tahun di
Petersham, Surrey, England Tokoh Ilmuwan Penemu.
5.
Vasco da Gama
Vasco da Gama sekitar 1469 –1524 adalah seorang penjelajah
berkebangsaan Portugis, yang menemukan
jalur jalan laut langsung dari Eropa ke Malabar, India dengan melakukan
penjelajahan laut mengelilingi Afrika. Da Gama ditugasi oleh Raja Manuel I
dari Portugal untuk mencari negeri-negeri Kristen di benua Timur (Baginda,
seperti banyak orang Eropa lainnya, mengira bahwa India adalah Kerajaan Kristen
dari Prester John), dan untuk mendapatkan akses Portugis ke pasar komersial di
benua Timur.
Pelayaran da Gama berhasil membangun rute lautan dari Eropa ke
India yang memungkinkan perdagangan dengan Timur Jauh, tanpa menggunakan rute
kafilah Jalur Sutera yang mahal dan tidak aman, antara Timur Tengah dan Asia Tengah.
Namun, pelayaran ini juga terhambat oleh kegagalannya untuk membawa
barang-barang yang menarik bagi bangsa-bangsa di Asia Kecil dan India.Vasco da
Gama mendarat di Calicut, 20 Mei 1498.
6.
James Cook
James Cook (27 Oktober 1728–14 Februari 1779) adalah seorang
penjelajah dan navigator Inggris. Ia mengadakan tiga perjalanan ke Samudra
Pasifik dan berhasil menentukan
garis-garis pantai utamanya. Cook juga membuat peta.
Cook adalah orang Eropa pertama yang mengunjungi Hawaii. Selain
itu, dia juga merupakan orang Eropa kedua yang berhasil mencapai Selandia Baru
(setelah Abel Tasman) dan berhasil memetakan seluruh garis pantainya.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar